Mengenal Suku Bajo, Penjelajah Laut yang Secara Genetika Ditakdirkan seperti ‘Manusia Ikan’

Kebanyakan orang hanya bisa menahan napas dalam hitungan detik saja. Tapi, ini tidak berlaku bagi Suku Bajo atau Suku Bajau

Editor: iwanoganapriansyah
IST/NationalGeographic
Suku Bajo dikenal sebagai penjelajah air dan penyelam terkuat 

Pada tikus, hormon tersebut dikaitkan dengan ukuran limpa. Beberapa tikus yang dimanipulasi agar punya hormon ini lebih sedikit menunjukkan ukuran limpa yang lebih kecil.

"PDE10A dikenal untuk mengatur hormon tiroid yang mengontrol ukura limpa, memberikan dukungan untuk gagasan bahwa suku Bajo mungkin mengembangkan ukuran limpa yang diperlukan untuk bertahan pada penyelaman yang panjang dan sering dilakukan," tulis para peneliti dalam laporan di jurnal Cell.

Bidang Medis

Llardo optimis bahwa penelitiannya punya implikasi dalam bidang medis atau kedokteran.

Respons menyelam mirip dengan kondisi medis yang disebut dengan hipoksia akut, di mana manusia mengalami kehilangan oksigen dengan cepat.

Kondisi ini sering kali menjadi penyebab kematian di ruang gawat darurat.

Dengan memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap kehilangan oksigen, bisa menjadi jalan untuk lebih baik mencari penanganan terbaik.

Benarkah Prostitusi adalah Profesi Tertua dalam Kebudayaan Manusia?

Dengan kata lain, mempelajari suku Bajo secara efektif bisa menjadi laboratorium baru untuk memahami hipoksia.

"Ini benar-benar memberi tahu kita betapa berharga dan penting penduduk pribumi yang hidup dengan gaya hidup ekstrem di seluruh dunia," ungkap Eske Willerslev, co-author dalam penelitian ini.

Pendapat ini juga diamini oleh Llardo. "Suku Bajo dan pengembara laut lain sangat luar biasa dan saya ingin bisa membuktikan hal itu pada dunia," katanya. (Resa Eka Ayu Sartika)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved