Pembangunan Tol Yogya Solo
Pembangunan Tol Yogya-Solo, Sri Sultan : Saya Keberatan Kalau Rusak Situs yang Ada di Sekitarnya
Pembangunan Tol Yogya-Solo, Sri Sultan : Saya Keberatan Kalau Rusak Situs yang Ada di Sekitarnya
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan keberatan jika pembangunan tol Yogya-Solo nantinya akan melewati dan merusak situs budaya di sekitarnya.
Apalagi, di kawasan Sleman timur banyak situs budaya yang wajib dipertahankan.
“Usulan saya (tolnya) dibangun lewat ringroad yang sudah ada. Saya keberatan kalau merusak situs yang ada, seperti Prambanan,” ujar Sultan HB X saat ditemui di kompleks Kepatihan, Jumat (4/1/2019).
Sultan HB X menjelaskan, kemungkinan besar memang tol di kawasan tersebut akan dibangun melewati ringroad yang sudah ada. Sehingga, bangunan dan situs budaya tidak rusak atau tertabrak akibat pembangunan infrastruktur ini.
“Apalagi, di kawasan itu banyak situs,” katanya.
Baca: Tol Bawen-Yogyakarta Belum Masuk Tahap Pembebasan Lahan, Proyek Pembangunan Mulai 2020
Baca: Asprov PSSI DIY Masih Dibekukan, Cabor Sepakbola dan Futsal Terancam Dicoret dari Porda XV 2019
Disinggung mengenai adanya beberapa perusahaan konstruksi yang merilis gambaran tol tersebut di media sosial namun sudah dihapus, Sultan HB X mengatakan pihaknya belum mengetahuinya.
Dia juga belum tahu bagaimana gambaran mengenai tol tersebut.
“(Soal gambar) saya tidak tahu, wong belum ada yang ketemu saya,” jelasnya.
Perlu diketahui, PT Adhi Karya (Persero) telah mengajukan prakarsa ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun Tol Yogyakarta-Solo. Saat ini lelang proyek tersebut tengah dipersiapkan pemerintah.
Baca: Mahfud Minta Polisi Tidak Rikuh Tindak Penyebar Hoax Surat Suara
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan pihaknya telah menghitung kebutuhan investasi yaitu sebesar Rp 19 triliun.
Dia menjelaskan, yang membuat proyek tersebut mahal adalah karena ada 15 km tol yang dibuat melayang atau elevated.
Tol Bawen-Yogyakarta
Rencana pembangunan Tol Bawen Yogyakarta diperkirakan akan dimulai tahun 2020.
Perkembangan terakhir dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, saat ini sudah memasuki tahap pembuatan trase jalan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan, rencana pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta jalan terus.
Jalan tol yang akan menghubungkan Semarang, DIY, dan daerah yang dilaluinya termasuk Magelang saat ini masih dalam tahap pembuatan trase jalan.
Pembangunan diperkirakan baru akan dimulai tahun 2020 mendatang.
"Saat ini kami sedang membikin trasenya, setelah itu akan masuk ke Gubernur Jawa Tengah, untuk penetapan lokasinya. Baru setelah itu tender dilakukan, dilanjutkan
pembebasan lahan. Tahun 2019 mendatang, baru akan dilakukan penetapan lokasi, paling lama butuh waktu dua tahun lagi sebelum kita membangun," ujar Basuki, Jumat
(28/12), di sela peresmian rumah khusus di Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Basuki mengatakan, pembangunan Jalan Tol Bawen-Yogyakarta itu bertujuan untuk aksesbilitas dan mempersingkat waktu tempuh antara daerah.
Ia mengatakan, dahulu waktu tempuh Yogyakarta ke Semarang hanya membutuhkan satu setengah jam, tetapi sekarang menempuh waktu lebih lama, sampai tiga jam.
"Jarak tempuhnya, saya kira Solo-Semarang, paling satu jam. Dulu kalau dari Jogja ke Semarang, satu setengah jam, sekarang sampai tiga jam. Jadi akan mempersingkat
waktu tempuh. Kalau ada tol, akan lebih cepat lagi. ," kata Basuki.
Dampak yang lain adalah untuk menarik lebih banyak orang untuk berkunjung baik ke daerah-daerah yang dilalui, atau ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Borobudur.
Sebelum tol dibangun, orang-orang yang berlabuh di Tanjung Emas Semarang, enggan untuk datang ke Jogja, atau Borobudur, karena jalanan yang macet.
"Nanti setelah tol dibangun, nanti yang dari solo, mau nginep di semarang, atau ingin lebih lama tinggal di semarang, atau mau ke Borobudur dapat dijangkau dengan
waktu yang singkat, tanpa khawatir macet," kata Basuki.
STATUS PERKEMBANGAN PROYEK TAHAP PENYIAPAN
- Ditjen Bina Marga berkoordinasi dengan KPPIP telah diminta menerbitkan Surat Penetapan Trase Jalan Tol Yogyakarta – Bawen
- Kementerian ATR/BPN telah diminta menerbitkan Surat Kesesuaian Tata Ruang
- KPPIP dalam waktu dekat akan mengadakan rapat koordinasi Jalan Tol Yogyakarta – Bawen (per 12 Desember 2018)
Baca: Koneksi Jalan Tol Bawen-Yogyakarta dan Jogja Outer Ring Road, Pemkab Sleman Kirim Utusan
Baca: Berikut Daftar 44 Desa di Kabupaten Magelang Terdampak Pembangunan Tol Bawen Yogyakarta

Baca: Jalan Tol Bawen-Yogyakarta Wilayah DIY, Wilayah Minggir Sleman Hingga Ringroad Utara
Baca: Tol Bawen Yogyakarta Wilayah DIY Dimulai dari Jalan Tempel Hingga Wilayah Prambanan
Catatan Tribunjogja.com, rencana awal Pembangunan Jalan Tol Bawen-Yogyakarta dirancang sepanjang 75 km, akan melintasi wilayah Ambarawa, Pringsurat, Mungkid, Magelang dan Sleman.
Proyek pembangunan jalan itu bagian dari menghubungan segitiga emas Yogyakarta, Solo dan Semarang (joglosemar), sehingga dibangunlah proyek Tol Solo Yogyakarta, Semarang Bawen - Yogyakarta.
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito mengatakan, pembangunan jalan tol yang menghubungkann daerah-daerah dari mulai Bawen hingga Yogyakarta tersebut penting dilakukan. Pasalnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, termasuk sektor pariwisata.
Pemerintah Kota Magelang bahkan sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan jalan keluar (exit) tol di sekitar Jalan Soekarno-Hatta Magelang.
"Kami mendukung, bahkan sudah menyiapkan lahan di sekitaran Terminal Tidar Jalan Soekarno-Hatta. Tadinya di area persimpangan Canguk, tapi perkiraan memakan dana yang lebih besar, sehingga agak digeser dekat terminal,” kata Sigit, Kamis (18/10/2018).
Menurut Sigit, Jawa Tengah saat ini termasuk tertinggal dibanding provinsi tetangga, karena infrastruktur yang belum memadai, seperti jalan tol dan bandar udara.
Oleh karena itu, rencana pembangunan tol tersebut merupakan keputusan yang visioner dengan efek jangka panjang. Kemudahan akses dan transportasi dapat dirasakan oleh masyarakat setelah tol tersebut dibangun.
"Kita sangat memerlukan infrastruktur ini, bahkan kalau perlu dapat dibangun jalan tol dari Semarang ke Banyumas/Purwokerto dan sampai ke Cilacap. Karena dengan kondisi jalan saat ini, terlalu lama untuk menjangkau satu daerah ke daerah lain,"kata Sigit.
Sigit juga menilai pembangunan jalan tol Bawen-Jogja akan lebih mudah dan murah dibanding tol Semarang-Salatiga-Solo yang sudah terbangun saat ini. Pasalnya, lahan yang ada tak lebih ekstrim dibanding tol lain.
Sigit juga mengingatkan, di Magelang terdapat Candi Borobudur yang menjadi destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah dan Indonesia. Ada juga dataran tinggi Dieng di Wonosobo. Pembangunan tol ini dinilai dapat mendukung. (Tribunjogja.com)