Densus 88

Kisah Penangkapan Pegawai Outlet Kebab di Sleman oleh Densus 88, 4 Dibawa, 1 Tak Balik Lagi

Seorang remaja belasan tahun bernama Abdullah Azzam asal Indramayu diciduk oleh Densus 88 Antiteror ketika sedang makan siang

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
Kolase Tribunjogja.com | Tribunnews
Seorang remaja belasan tahun bernama Abdullah Azzam asal Indramayu diciduk oleh Densus 88 Antiteror ketika sedang makan siang di warung, kawasan Sleman. 

TRIBUNJOGJA.COM SLEMAN -- Seorang remaja belasan tahun bernama Abdullah Azzam asal Indramayu diciduk oleh Densus 88 Antiteror ketika sedang makan siang di warung beberapa waktu lalu.

Namun demikian, kasus penangkapan teroris selalu ditangani oleh Densus 88.

Seperti saat penangkapan terduga teroris di Sidoarum, Godean, Sleman.

"Setiap masyarakat boleh mengetahu informasi penangkapan, tapi hal yang sifatnya teknis Densus 88 yang lebih berwenang. Kami cuma backup,"kata Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri, Kamis (14/12/2018).

Kapolda juga mengatakan selama ini kerjasama dengan masyarakat juga sudah berjalan baik. Ia pun mengajak mayarakat untuk berkontribusi dengan melaporkan masalah kamtibmas di wilahnya.

Sementara personel Polda DIY akan memberikan dukungan berupa back up pasukan. "Koordinasi sudah berjalan dengan baik, tinggal intensitasnya lebih ditingkatkan lagi. Beberapa kali tindakan juga dilakukan kerja sama dengan baik," ucapnya.

Penangkapan Terduga di Sidoarum

Muhammad Gilang Syarifudin, Kepala depo project jogja-solo kebab turki membenarkan hal tersebut dan menyatakan bahwa yang diamankan adalah salah satu pegawainya, Abdullah yang sudah bekerja di tempat itu sejak tiga bulan lalu.

Diceritakannya, saat ia masih berada di luar dan mendapat informasi bahwa empat orang karyawannya dibawa ke Polda DIY.

"Saat itu yang bersangkutan sedang makan di warung depan, dan karyawan lain saat itu masih tidur. Saya sendiri langsung ke Polda DIY untuk turut memberikan keterangan," ujarnya saat ditemui Rabu (12/12/2018).

Ia tidak menyangka bahwa penangkapan itu terkait dugaan terorisme.

Semula ia merasa bahwa ini kaitanya dengan pencurian sepeda motor, karena petugas sempat menanyakan kendaraan dan surat-surat.

"Ternyata masalah kelompok tertentu. Saya juga tidak menyangka bahwa ini terkait terorisme," paparnya.

Dilanjutkannya, dari total lima orang yang dimintai keterangan oleh kepolisian, Abdullah sendiri yang tidak kembali dan saat ini masih ditahan.

Suasana rumah usaha kebab di Krapyak Sidoarum Godean Sleman, lokasi tempat terduga teroris tinggal dan bekerja
Suasana rumah usaha kebab di Krapyak Sidoarum Godean Sleman, lokasi tempat terduga teroris tinggal dan bekerja (TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari)

Baca: Pesta Seks Congcat Sleman, Ternyata Sudah Empat Kali Dilakukan, Begini Kata Sosiolog

Sosok yang Biasa Saja

Siang itu, tak ada yang menduga bahwa salah seorang karyawan kebab ditangkap karena dugaan terorisme.

Abdullah yang saat ini ditahan Densus 88 dikenal sebagai seorang remaja yang tidak mencolok dan cenderung selayaknya remaja pada umumnya.

Gilang Syarifudin juga menceritakan awal mula kedatangan Abdullah adalah tiga bulan lalu ketika kebab turki membuka lowongan di media sosial.

Yang bersangkutan melamar menjadi penjaga outlet kebab. Dari data dan informasi yang dimiliki Gilang, Abdullah adalah seorang remaja yang baru saja lulus pendidikan setingkat SMA di Tasikmalaya.

"Kalau asalnya dari Indramayu, tujuan ke Jogja saat itu mau nemenin kakaknya perempuan. Dia tidak mau jauh dengan keluarga. ketika merantau diapun juga butuh pekerjaan. Saat itu saya sendiri yang mewancarainya," cerita Gilang.

Setelah diterima kerja, Abdullah tinggal di tempat ia bekerja yang kebetulan juga difungsikan sebagai tempat tinggal.

Saat ditanya tentang keseharian yang bersangkutan, Gilang mengungkapkan bahwa tak ada yang mencolok dari sikap dan perangainya.

Menurut Gilang, Abdullah adalah tipe orang yang cenderung pendiam.

Dia akan berkomunikasi kalau ada yang bertanya atau mengajaknya ngobrol.

"Kesehariannya juga tidak mencolok. Tidak terlibat komunitas radikal. Dia juga mengikuti trend gaya, terutama masalah penampilan pake jeans terus tiap hari," terangnya.

"Dia juga tidak memberikan ceramah atau ajak-ajakan (radikal). Kami makan bareng, tidur bersampingan juga ga masalah," tambahnya.

Abdullah juga orang yang jarang ke luar rumah. Tak ada teman yang datang menemuinya.

Justru para karyawanlah yang sering mengajaknya berkegiatan seperti mancing, main game bareng, dan makan bareng.

"Sebenarnya dia juga mau resign tanggal 7 Desember kemarin. Tapi saya undurkan karena saat itu kita sedang ada promo dan butuh tenaga. Akhirnya tanggal 13 rencana dia keluar, tapi kemarin malah ditangkap," paparnya.

Baca: Pesta Seks Dalam Kamar Hotel di Yogyakarta, Pelaku yang Ditonton Ramai-ramai Statusnya Suami Istri

Baca: Unboxing Kuliner #7: Adu Kelezatan 5 Fried Chicken Merek Lokal di Jogja

Ketua RT 06, RW 18 Dusun Krapyak, Petrus Suherman mengungkapkan, saat terjadinya penangkapan, dirinya diminta petugas untuk menjadi saksi.

Ia dihampiri petugas berpakaian preman.

"Petugas nyari pak RT supaya ikut menjadi saksi. Saat saya tanya, mereka mengatakan dari Densus 88," paparnya.

Dari apa yang dilihatnya, saat itu petugas melakukan penggeledahan dan membawa barang-barang berupa tas ransel dan beberapa surat seperti ijazah.

Sementara karyawan yang dibawa ada empat orang.

"Saya lihat dua orang masuk mobil, dua orang naik motor. Saat itu juga tidak ada perlawanan," terangnya.

Sementara itu, saksi mata lain yang melihat penangkapan tersebut adalah Parti penjual makanan yang menjadi langganan para karyawan di situ.

Ia mengungkapkan, saat itu Abdullah sedang makan dan dihampiri petugas kepolisian menanyakan nama.

"Saat itu sekitar tiga petugas tanya nama, dijawab sama anaknya, dan langsung diborgol. Saat kejadian jalan juga ditutup, jadi banyak melibatkan petugas polisi, puluhan lah," ucapnya.

Sedangkan Kapolda DIY Brigjen Pol Ahamd Dofiri saat dimintai keterangan terkait kebenaran penangankapan itu, mengatakan bahwa yang menangani kasus ini langsung dari Densus 88.

"Bukan orang sini, hanya kebetulan pas lagi kerja di situ," paparnya singkat. ( Tribunjogja.com | Nto)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved