Bantul

Kibasan Sabut Kelapa, Inovasi Baru dari Bantul dalam Dunia Batik

Teknik yang dipopulerkan oleh Sumarni Alisha Aprilisa ini terbilang cukup baru dan belum banyak yang tahu.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Sumarni Alisha Aprilisa sedang menggoreskan kuas sabut kelapa pada kain batik di rumahnya desa Singosaren, Banguntapan, Bantul. 

Yakni pola kuas mekar, kuas gandeng dan terakhir pola kuas love.

Ketiga kuas sabut kelapa itu, akan meninggalkan bercak pola berbeda-beda ketika digoreskan pada sehelai kain.

"Bercak dari helaian sabut ini menjadi kekuatan seni. Hasilnya Batik lebih abstrak dan tampil beda," kata alumni Program studi seni kerajinan, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Sumarni Alisha Aprilisa sedang menggoreskan kuas sabut kelapa pada kain batik di rumahnya desa Singosaren, Banguntapan, Bantul.
Sumarni Alisha Aprilisa sedang menggoreskan kuas sabut kelapa pada kain batik di rumahnya desa Singosaren, Banguntapan, Bantul. (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

Pola dari seni Batik lukis selama ini, kata Arni pada umumnya lebih simetris dan beraturan. Hal itu karena pola Batik dilukis penuh kehati-hatian menggunakan canting.

"Batik sabut kelapa tidak memakai canting. Lilin langsung di goreskan menggunakan sabut kelapa," tuturnya.

Di tangan Duta Pemuda kreatif Indonesia tahun 2017 itu pola Batik yang awalnya simetris akan berubah menjadi lebih abstrak dan imajinatif.

Karena, dilukis menggunakan sabut kelapa.

"Hasil Batiknya juga akan lebih unik karena ciri khas dari setiap kibasan serabut kelapa berbeda-beda," ungkap dia.

Baca: 5 Tempat Wisata Belanja Batik Murah di Indonesia, Pasar Beringharjo Yogyakarta Salah Satunya

Dalam showroom sederhana di dalam rumahnya, batik karya Arni dipanjang.

Ada banyak motif ataupun corak batik dengan sabut kelapa yang telah diciptakan.

Mulai dari Batik gantungan ukel, Titik Telu, Pit-pitan, Galengan sawah, Rangkulan, Jagat klasik, Nyebar Inten, Pitakonan, Telunjuk hingga Batik bercorak Plesiran.

Batik-batik tersebut dijual dengan cara manual dan online.

Pangsa pasarnya sejauh ini masih banyak dalam lingkup nasional.

Meskipun masih terbilang baru, karya dari gadis Bantul ini sangat patut diapresiasi.

Pasalnya karya Batik sabut kelapa ini sudah dibawa melanglang buana hingga ke mancanegara.

"Tahun 2015, saya presentasikan di Malaysia dan Singapura. Dan tahun 2018, bulan Januari kemarin, saya promosikan dalam event future leader camp Batik Festival di Kyoto, Jepang," tuturnya semringah.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved