Bantul
Kibasan Sabut Kelapa, Inovasi Baru dari Bantul dalam Dunia Batik
Teknik yang dipopulerkan oleh Sumarni Alisha Aprilisa ini terbilang cukup baru dan belum banyak yang tahu.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Mendengar kata Batik tentu tidak asing lagi di telinga.
Karena Batik adalah kain bergambar yang diakui oleh dunia sebagai warisan budaya asli dari Indonesia.
Batik memiliki corak amat beragam dan banyak ditemui di sejumlah kota dipenjuru Nusantara.
Pada umumnya, seni melukis dalam pembuatan Batik mengggunakan canting.
Canting berfungsi sebagai media untuk menggoreskan lilin ataupun malam pada selembar kain yang akan dibatik.
Selain teknik canting, ternyata di Bantul ada satu inovasi membatik yang cukup unik.
Yaitu kibasan batik sabut kelapa.
Baca: Sabbathik Padukan Sentuhan Batik Kontemporer Bergaya Milenial
Seperti namanya, membuat Batik jenis ini memakai sabut kelapa sebagai media pengganti canting ketika menggoreskan lilin pada kain.
Teknik yang dipopulerkan oleh Sumarni Alisha Aprilisa ini terbilang cukup baru dan belum banyak yang tahu.
Teknik membatik dengan kibasan sabut kelapa ini baru dikembangkan pada tahun 2014 silam.
"Ide awalnya karena saat itu saya ingin menyelesaikan tugas akhir kuliah, skripsi. Saya terinspirasi pengganti canting dari sapu sabut kelapa. Tapi sapu sabut kelapa kan ngeblok (menggumpal) kemudian saya bentuk menjadi pola," katanya, ramah, ketika ditemui di rumahnya di Desa Singosaren, Banguntapan, Bantul, Jumat (14/12/2018)
Tangan Arni, panggilan akrab dari Sumarni Alisha Aprilisa, pagi itu terlihat sangat terampil dan lincah.
Baca: Perajin Batik Bantul Diharapkan Memiliki Modal Kuat
Di atas sehelai kain putih, tangannya seakan menari dengan cekatan menggoreskan lilin menggunakan sabut kelapa yang sudah dibentuk pola.
Menurut dia, ada tiga pola sabut kelapa yang sudah dibukukan sebagai hasil karyanya.