Dampak Kericuhan di Laga PS Tira vs PSIM - Sebagian Fasilitas SSA Rusak, Kerugian Ditaksir Rp40 Juta

Dampak kericuhan di Laga PS Tira vs PSIM sebagian fasilitas SSA rusak. Hasil inventarisasi kerusakan, kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 juta

Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja/Hasan Sakri
Foto kericuhan saat laga PS Tira vs PSIM di SSA Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM - Dampak kericuhan atau kerusuhan saat laga PS Tira vs PSIM Yogyakarta, beberapa fasilitas Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul mengalami kerusakan. Nilai kerugian atas kerusakannya ditaksir mencapai Rp40 juta.

Dampak kericuhan oknum suporter di Laga PS Tira vs PSIM itu berupa kerusakan pada sebagian fasilitas SSA. Hasil inventarisasi kerusakan, kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 Juta.

Laga PS Tira vs PSIM Yogyakarta digelar di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul pada Selasa (11/12/2018), sebagai lanjutan babak 64 besar Piala Indonesia 2018.

Baca: Buntut Kerusuhan di Laga Kontra PS Tira, Manajeman PSIM Yogyakarta Minta Maaf

Baca: Buntut Kericuhan Suporter di Laga PS Tira vs PSIM, Bupati Bantul : Kita Larang Main di SSA

Baca: PSIM Yogyakarta vs PS Tira Berakhir Ricuh, PSSI Beri Tanggapan dan Serahkan ke Komdis

Baca: Pertandingan PS Tira vs PSIM Yogyakarta Diwarnai Kericuhan

Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga, Disdikpora Bantul, Sapto Priyono, mengatakan telah melakukan proses inventarisir. Atas kerusakan sejumlah fasilitas SSA, kerugiannya ditaksir mencapai Rp40 Juta.

Taksiran sebesar itu, menurutnya, merupakan buntut dari beberapa fasilitas stadion yang mengalami kerusakan.

"Pendataan awal sudah kami lakukan. Memang, ada beberapa fasilitas yang rusak, seperti jaring gawang, papan iklan di pinggir lapangan (adboard), pintu kaca, hingga perlengkapan toilet umum di tribun sisi timur," katanya, Rabu (12/12/2018).

"Dari kerusakan-kerusakan tersebut, perkiraan kami, kerugiannya lebih kurang mencapai Rp 40 juta," imbuhnya.

Kasie Sarana dan Prasarana, Bidang Pora, Disdikpora Bantul, Bagus Nur Edy Wijaya menambahkan, untuk menyelesaikan masalah kerusakan fasilitas stadion ini, pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan PS Tira, selaku penyewa stadion untuk laga tersebut.

"Karena dalam rekomendasi peminjaman stadion kan sudah tertera, bahwa jika ada fasilitas stadion yang rusak, maka siap mengganti. Jadi, ya kita tunggu saja dulu," katanya.

Kericuhan oknum suporter terjadi saat laga PS Tira vs PSIM Yogyakarta.

Hasil akhir laga tersebut, PSIM Yogyakarta harus tersisih dari ajang Piala Indonesia usai takluk 2-0 dari PS Tira.

Ada pun pada laga yang terhenti pada menit ke-80 tersebut, PS Tira unggul melalui dua dicetak Herwin Tri Saputra (52') dan Pandi Lestaluhu (79').

Baca: Laga PS Tira vs PSIM Berakhir Rusuh, PSSI : Kami Prihatin, Ini Ranahnya Komite Disiplin

Ranah komdis PSSI

Pelatih PSIM Yogyakarta, Bona Simanjuntak menyayangkan ulah oknum suporter yang merangsek masuk ke dalam lapangan sehingga membuat laga berakhir lantaran situasi tak lagi kondusif.

Namun, ia pun turut menyayangkan beberapa keputusan wasit di laga tersebut yang ia nilai cukup merugikan timnya di laga tersebut.

"Kami apresiasi pemain yang dengan persiapan singkat bisa mengimbangi PS Tira. Saya rasa penampilan mereka tidak buruk. Hanya sayang saya pikir ada beberapa keputusan wasit yang tidak tepat," ujar Bona Simanjuntak.

Dikutip tribunjogja.com dari bolasport.com, PSSI menyayangkan terjadinya kericuhan pada laga tersebut.

Rasa prihatin itu diungkapkan secara langsung oleh Kepala Staf Ketua Umum PSSI sekaligus Ketua Organizing Committee Piala Indonesia 2018, Iwan Budianto.

"Kami menyayangkan dan prihatin atas kejadian ini. Ini akan menjadi ranah Komite Disiplin yang akan menangani langsung kejadian ini," ujar Iwan Budianto, kutip dari laman resmi PSSI melalui bolasport.com.

Tak beri izin

Bupati Bantul Suharsono pun akhirnya angkat bicara soal kericuhan di SSA.

Ia pun segera melakukan evaluasi yang memungkinkan adanya larangan bagi PSIM Yogyakarta bermain di SSA Bantul.

"Pemerintah akan evaluasi. Sanksinya tidak diberi izin. Dulu kan pernah ribut juga, terus saya larang, saya kasih izin lagi. Sekarang sama PS Tira aja seperti itu. Ya nanti kita bicarakan dengan Disdikpora. Kalau PSIM mau main (di SSA) lagi ya kita larang lah," tegas Suharsono, Rabu (12/12/2018).

Manajemen PSIM

Diberitakan tribunjogja.com sebelumnya, manajemen PSIM kemudian meminta maaf atas peristiwa itu.

Ketua Umum PSIM, Agung Damar Kusumandaru mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut.

Namun, ia tidak memungkiri, ada beberapa hal yang menyebabkan suporter melakukan tindakan invasi ke dalam lapangan pertandingan itu.

Foto suasana kericuhan di laga PS Tira vs PSIM di SSA Bantul
Foto suasana kericuhan di laga PS Tira vs PSIM di SSA Bantul (Tribun Jogja/Hasan Sakri)

Baca: Asisten Pelatih PS Tira Sesalkan Laga Kontra PSIM Yogyakarta Berakhir Ricuh

"Kami sangat menyayangkan kejadian kemarin, dan minta maaf pada pihak PS Tira. Tapi, kami menilai, Panpel Tira tidak sigap dalam menyelenggarakan laga. Efeknya, suporter bisa turun ke lapangan," katanya pada Tribunjogja.com, Rabu (12/12/2018).

Berdasar pandangannya, pihak Panpel seperti kurang siap dengan kehadiran suporter PSIM dalam jumlah yang besar.

Lanjut Agung, menurut keterangan dari suporter, amarah itu dampak dari tidak jelinya kepemimpinan wasit Maulana Nugraha.

Keputusan wasit dianggap banyak merugikan kubu PSIM, hingga akhirnya terjadi match invasion tersebut.

Edukasi suporter

Lebih lanjut, sebagai bagian dari stakeholder Laskar Mataram, Agung mengaku berkewajiban memberikan edukasi kepada suporter, agar kejadian semacam tidak terulang lagi.

"Ke depannya, akan lebih kita giatkan edukasi, lalu menjalin kerjasama dan komunikasi secara intens dengan suporter. Apalagi, kompetisi satu tahun ini, sebenarnya sudah cukup kondusif, tidak ada keributan yang sampai berakibat pada hasil pertandingan," cetusnya.

"Karena pemain sudah berjuang maksimal, pertandingan menarik, tidak ada keributan di lapangan, malah justru suporter turun. Ini kan jadi preseden buruk bagi sepakbola Yogyakarta," katanya.

(aka/rif/ose/tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved