Piala Indonesia 2018
Pertandingan PS Tira vs PSIM Yogyakarta Diwarnai Kericuhan
Tidak terima dengan keputusan sang pengadil, ribuan suporter dari tribun timur pun merangsek masuk ke dalam lapangan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pertandingan PS Tira kontra PSIM Yogyakarta, dalam lanjutan babak 64 besar Piala Indonesia, Stadion Sultan Agung Bantul, Selasa (11/12/2018), harus terhenti di menit 80, setelah ribuan suporter merangksek masuk ke dalam lapangan.
Saat laga berhenti, PS Tira dalam keadaan unggul 2-0, berkat gol Dimas Drajat (52) dan Pandi Lestaluhu (80).
Kerusuhan tersebut, disinyalir akibat kekecewaan para suporter terhadap wasit Maulana Nugraha, yang dinilai kurang tepat dan tegas dalam mengambil keputusan.
Mereka menganggap, keputusan sang pengadil seringkali merugikan kubu Laskar Mataram.
Dari pantauan Tribunjogja.com, tanda-tanda ricuh mulai tampak di menit 65, saat wasit tak menggubris handsball pemain PS Tira di kotak penalty.
Hal tersebut, memicu protes keras dari para pemain PSIM, yang disusul dengan lemparan botol ke arah lapangan oleh para suporter.
Namun, situasi kembali kondusif, sehingga laga bisa kembali dilanjutkan.
Kerusuhan yang tidak diinginkan akhirnya benar-benar pecah, beberapa saat setelah PS Tira mencetak gol keduanya pada menit 80, lewat Pandi Lestaluhu, yang dinilai berbau offside.
"Ada keputusan wasit yang merugikan kami. Memang, sebagai pemain, kita tidak pas mengomentari masalah ini. Tapi, inilah yang kita rasakan," kata Gelandang PSIM, Raymond Tauntu.
"Paling kentara saat mereka (PS Tira) ada handsball di kotak penalty, saat menahan tendangan Rifky. Lalu, gol ke dua, pemain mereka berada di posisi offside," lanjut pemain asal Makasar tersebut.
Tidak terima dengan keputusan sang pengadil, ribuan suporter dari tribun timur pun merangsek masuk ke dalam lapangan.
Baca: Asisten Pelatih PS Tira Sesalkan Laga Kontra PSIM Yogyakarta Berakhir Ricuh
Situasi semakin tidak terkendali saat massa mulai merusak adboard dan fasilitas stadion lainnya, seperti jaring gawang, serta bench.
Bahkan, tidak berhenti sampai di situ, ribuan suporter yang turun ke area steril tersebut, sempat terlibat baku hantam dengan beberapa pemain PS Tira dan aparat keamanan.
Alhasil, sejumlah orang yang terluka pun harus diangkut menggunakan ambulance.
Dirasa tak lagi kondusif, para pemain PS Tira langsung berhamburan masuk ke ruang ganti, sementara anak-anak PSIM terus berusaha menenangkan massa yang terlanjur tersulut emosi.