Sleman
Memanfaatkan Air Hujan dengan Memanennya
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dan memanfaatkan air hujan dengan benar.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Agus menjelaskan, Indonesia memiliki air hujan yang masih layak dikonsumsi.
Ia pun telah sudah melakukan penelitian tentang tingkat keasaman air hujan di berbagai daerah di Indonesia seperti di Yogyakarta, Bali, Bogor dan Jakarta.
Dari hasil temuan tersebut rata-rata tingkat derajat keasaman (pH) air hujan mencapai 7,2 hingga 7,4.
"Air hujan layak untuk dikonsumsi, namun untuk air hujan pertama hingga ketiga sebaiknya jangan dulu dikonsumi, karena masih berisi debu dan polusi lainnya. Tapi tetap bisa digunakan untuk keperluan lainnya," paparnya.
Namun demikian, meski di beberapa wilayah telah merasakan hujan, namun bukan berarti masalah air bersih di Gunungkidul sudah teratasi.
Seperti di Dusun Dringo, Desa Girijati, Kecamatan Purworsari-Gunungkidul, walaupun hujan telah mengguyur beberapa kali dalam sebulan terakhir, sumur-sumur disekitaran rumah warga masih belum terisi oleh air, sehingga warga setempat masih harus berburu air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Maka dari itu, Global Wakaf-ACT DIY terus berupaya memutus permasalahan mendasar di Gunungkidul dengan program pembangunan sumur wakaf.
Langkah ini menjadi fokus utama untuk menyelesaikan masalah kekeringan di Kabupaten Gunungkidul dan sekitarnya.
Penanggung jawab program Sumur Wakaf Kharis Pradana menyampaikan saat ini sudah ada 16 titik sumur wakaf di sekitaran DIY, 13 diantaranya telah dibangun di Kabupaten Gunungkidul.
Melalui kegiatan ini, ia berharap warga tidak mengalami kekurangan air bersih lagi saat musim kemarau tahun depan.(TRIBUNJOGJA.COM)