Mengenal Amyotrophic Lateral Sclerosis, Penyebab Meninggalnya Stephen Hillenberg Kreator Spongebob
ALS disebabkan oleh penurunan bertahap (degenerasi) dan kematian neuron motorik.
Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Pencipta karakter Spongebob, Stephen Hillenberg, meninggal dunia karena penyakit saraf yang disebut Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).
Stephen meninggal duniia di usia 57 tahun.
Nickeledeon dalam pernyataan resminya mengungkapkan bela sungkawa atas kepergian Stephen.
Mereka juga mengungkapkan bahwa Stephen meninggal karena ALS, yang sudah dideritanya sejak Maret 2017 lalu.
ALS disebabkan oleh penurunan bertahap (degenerasi) dan kematian neuron motorik.
TribunJogja.com melansir dari ninds.nih.gov, neuron motorik adalah sel-sel saraf yang membentang dari otak ke sumsum tulang belakang dan otot di seluruh tubuh.
Sel-sel saraf tersebut menyalurkan hubungan komunikasi yang vital antara otak dan otot-otot.
Dalam kasus ALS, neuron motorik itu mati secara perlahan atau berhenti mengirim pesan ke otot.
Akibatnya, otot berangsur-angsur melemah, mulai kedutan dan pengecilan (atrofi).
Pada akhirnya, otak kehilangan kemampuannya untuk memulai dan mengendalikan gerakan.
Gejala awal ALS biasanya termasuk kelemahan atau kekakuan otot, kehilangan kekuatan dan kemampuan untuk berbicara, makan, bergerak, dan bahkan bernapas.
Mereka juga kesulitan melakukan hal-hal sederhana seperti mengancingkan baju, memutar kunci, atau menulis.
Kebanyakan orang dengan ALS meninggal karena kegagalan pernafasan, biasanya dalam waktu 3 hingga 5 tahun dari ketika gejala pertama kali muncul.
Namun, sekitar 10 persen orang dengan ALS bisa bertahan hidup selama 10 tahun atau lebih.
Penyakit ALS dapat menyerang siapapun, tetapi pria lebih rentan terkena dan lebih sering berkembang antara usia 55 hingga 75 tahun.
Namun seiring bertambahnya usia, wanita juga memiliki risiko untuk terkena.
Penyakit yang juga disebut Lou Gehrig ini bisa menyerang secara acak, tetapi bisa pula karena faktor keturunan.
Pada tahap awal, gejala ALS mirip dengan penyakit lain yang bisa diobati.
Dokter memberikan diagnosis berdasarkan sejarah rinci dari gejala dan tanda yang diamati selama pemeriksaan fisik, disertai dengan serangkaian tes untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang mirip.
Tes Otot dan Pencitraan Electromyography (EMG), teknik perekaman khusus yang mendeteksi aktivitas listrik dari serat otot, dapat membantu mendiagnosis ALS. (*)