Ular Piton
Ular Piton Raksasa di Padang Pariaman, Rekaman Video Lima Warga Kewalahan Adu Kuat
Ular Piton Raksasa di Padang Pariaman, Rekaman Video Lima Warga Kewalahan Adu Kuat
TRIBUNJOGJA.COM - Rekaman video penangkapan ular piton raksasa di Padang Pariaman beredar di media sosial Minggu (25/11/2018).
Ular Piton itu ukuran sangat besar dan panjang sehingga layak disebut ular raksasa.
Dari rekaman video yang diunggah, ukurannya lebih kurang sama dengan ukuran tubuh orang dewasa normal.
Rekaman video penangakan ular raksasa itu diunggah oleh pemilik akun facebook Ronal Efendi Coto.
"Proses penangkapan ula gadang di ateh aie tajun batu cincang, pucuang anam, tandikek selatan,"tulisnya Minggu (25/11/2018).
Dikutip Tribunjogja.com dari harian Singgalang, tercatat ada Lima orang warga harus berjuang keras untuk menangkap ular sepanjang 8 meter dengan diameter tubuh sekitar 25 cm tersebut.
Ular Piton Raksasa sepanjang 8 meter itu ditemukan warga di Puncuang Anam, Nagari Tandikek Selatan, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman, Sumatera barat.
Ular Piton Raksasa itu ditemukan warga di tepi sungai Aie Mandok, Tandikek, Padang Pariaman.
Warga menyebutkan ular Ular Piton ukuran besar itu ditemukan secara tidak sengaja oleh warga yang saat itu sedang hendak membersihkan semak-semak untuk mencari ikan di pinggir sungai.
Warga yang dikenal dengan nama Tan Galuang itu mengaku terperanjat dan kaget, saat membersihkan pinggir sungai untuk mencari ikan ia memegang badan ular, yang awalnya dikira batang kayu.
Baca: Kronologi Penangkapan Ular Piton Raksasa Penghuni Kebun Karet Rokan Hulu Riau
Baca: Lima Fakta dan Mitos Seputar Gua Unengan Mojokerto, Markas Ular Sanca Kembang Bersembunyi
Baca: Hingga Kini, Warga Sudah Tangkap 9 Ular Sanca Kembang Besar di Kawasan Gua Unengan
Untuk menarik ular itu keluar dari sarangnya di pinggir sungai, lima warga itu berjuang keras, bahkan satu di antara mereka sempat dililit ular, dan beruntung bisa melepaskan diri.
Warga memperkirakan ular piton yang ditangkap itu memiliki berat sekitar 100 Kg.
“Alhamdulillah, dengan cepat, kami berhasil melepaskan teman dari lilitan badan ular itu,” ujarnya.
Ular Piton Raksasa itu telah diamankan di daerah Tandikek dan ditempatkan di sebuah karangkeng.
Penangkapan ular itu menarik perhatian banyak warga yang kemudian bergantian ingin melihatnya lebih dekat.
Ular Piton Raksasa Jambi
 
Dikutip Tribunjogja.com dari Tribunjambi, seekor ular piton berukuran besar muncul di Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.
Ular piton "raksasa" berkulit batik itu muncul tidak jauh dari permukiman warga pada Senin (5/11/2018) sekira pukul 13.00 WIB.
Fenomena tersebut, membuat kekhawatiran warga, terutama bagi para petani karet yang kesehariannya mereka berada di perkebunan.
Kemunculan ular piton "raksasa" ini merupakan kali kesekian di Batanghari. Sebelumnya, pada pertengahan Oktober, warga Mersam juga behasil mengamankan ular piton di lokasi kebun karet warga.
Sementara di tempat lain pada 4 Oktober lalu, seorang pria bernama Boy alias Bujang juga menemuka ular berukuran besar saat dirinya tengah mencari kayu di kawasan perkebunan Desa Jambi Kecil, Kabupaten Muarojambi.
 
Penemuan ular piton sekira enam meter itu membuat warga RT 10, Desa Jambi Kecil, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi "geger".
Bukan hanya ular besar yang bikin kaget. Boy juga menemukan ratusan bekas telur ular yang sudah menetas di dalam lubang pohon karet itu.
Agar ular itu tidak lari, Boy menutup lubang pohon karet yang berisi ular menggunakan kayu.
Sementara itu, Misda, warga Desa Jambi Kecil yang membantu menangkap ular, mengatakan bahwa penemuan ular piton ini sudah yang ketujuh kalinya di Desa Jambi Kecil.
Adapun terkait temuan ular di Muara Bulian Perwakilan BKSDA Cabang Muara Bulian, Sartono, mengatakan belum menerima laporan terkait temuan ular piton.
Biasanya bila ada penemuan ular jenis piton (sawa) tersebut sudah selesai tangan di warga.
"Karena ular tersebut bukan termasuk hewan yang dilindungi, jadi biasanya diserahkan ke warga untuk dijual atau dikuliti. Selama ini kita juga tidak pernah menerima ular piton tangkapan dari warga," jelasnya.
Sartono mengatakan itu berbeda dengan binatang buas lainnya, seperti buaya.
Di Batanghari sendiri sudah beberapa kasus penangkapan buaya yang dilaporkan ke BKSDA, karena buaya sudah masuk dalam satwa dilindungi.
Menurutnya, maraknya kemunculan hewan buas seperti ular piton dari hutan, masih terbilang proses alami. Dimana saat ini curah hujan cukup tinggi, kemungkinan kawasan hutan yang didiami ular tersebut tergenang banjir dan mangsa yang sedikit.
Kondisi itu memaksa ular tersebut berpindah lokasi yang kebetulan berada di perkebunan dekat permukiman warga.
"Kalau kita hanya bisa mengimbau bagi warga untuk tetap waspada, karena tidak jarang ular tersebut ada yang berukuran besar dan mampu memangsa manusia. Ukuran sedang saja sudah bisa memangsa anak babi," paparnya kepada Tribunjambi.com.
Sartono mengatakan untuk jenis hewan merayap seperti ular, memang sedikit sulit untuk menandainya. Melihat ulat tersebut tidak meninggalkan jejak ketika berpindah dan ketika diam juga sulit untuk diketahui keberadaannya.
"Terkadang kita tidak tahu posisi ular tersebut tidur atau siap menyerang. Intinya, kita yang beraktivitas di hutan dan kebun harus berhati-hati dan waspada ," bebernya. (*)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											