Kisah Abu Bakar Sahabat Nabi Muhammad SAW yang Mendapat Gelar Ash-Shiddiq, Sosok Lembut Tapi Tegas
Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk agama Islam atau yang dikenal dengan sebutan as-sabiqun al-awwalun.
Abu Bakar ash-Shiddiq dilahirkan di Mekah dari keturunan Bani Tamim , dengan suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat Abu Bakar adalah seorang pedagang, seorang yang terpelajar, hakim dengan kedudukan tinggi, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
Ketika Nabi Muhammad SAW menikah dengan Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, Rasulullah saw pindah dan hidup bersama Abu Bakar assidiq. Sejak saat itulah Nabi Muhammad saw menjadi tetangga Abu Bakar dan berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia dan berprofesi sama, pedagang dan juga ahli berdagang.
Memeluk Islam
Dari kitab Hayatussahabah (kehidupan para sahabat), dalam bab Dakwah Nabi Muhammad saw kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar assidiq masuk Islam setelah diajak oleh Rasulullah saw.
Abu Bakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istri Abu Bakar yaitu Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima ajaran Islam sebagai agama, sehingga Abu Bakar menceraikannya.
Istrinya yang lain, Ummu Ruman, memeluk Islam. Juga semua anaknya kecuali dengan ‘Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga Abu Bakar dan ‘Abd Rahman berpisah.
Penyiksaan Oleh Kafir Quraisy
Sebagaimana yang juga dialami oleh para sahabat yang mememeluk Islam pada masa awal. Abu Bakar juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang kebanyakan dari mereka masih memeluk agama nenek moyangnya.
Namun, penyiksaan paling kejam yang dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk islam yang bukan dari golongan budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, sedangkan para budak disiksa sekehendak tuannya.
Hal ini mendorong Abu Bakar guna membebaskan para budak tersebut dengan membeli budak dari tuannya kemudian memerdekakannya.
Pada saat Nabi Muhammad saw pindah ke Madinah (622 M), ketika peristiwa Hijrah, Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang selalu menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Rasulullah saw secara kekeluargaan. Aisyah, anak perempuan Abu Bakar menikah dengan Nabi Muhammad saw beberapa saat setelah Hijrah.
Selama masa Rasulullah saw sakit saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menggantikan Rasulullah Saw menjadi imam salat, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar yang pantas untuk menggantikan posisi Rasulullah sebagai pemimpin Umat Islam.
Bahkan setelah Rasulullah SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat yang paling tabah menghadapi meninggalnya Rasulullah SAW ini. Segera setelah kematian Rasulullah Saw, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah, yang akhirnya menghasilkan ditunjuknya Abu Bakar sebagai pemimpin umat Islam atau khalifah Islam tahun 632 M.
Kepemimpinan Abu Bakar Ash shiddiq