Penampakan Mbang Lampir, Petilasan yang Ramai Didatangi Pelamar CPNS dan Para Caleg

Tidak hanya caleg, tempat ini juga disebut-sebut banyak dikunjungi oleh peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ikrob Didik Irawan
KabarHandayani
Mbang Lampir 

Bahkan, tambah Trisno, petilasan tersebut juga kerap dikunjungi para menteri pada era orde baru.

"Mereka memanjatkan doa di sini, tujuannya agar dapat tercapai dan keinginannya dapat terkabul. Doa tetap dipanjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, di sini sebagai lantaran (perantara) saja," papar dia.

Ia mengatakan waktu untuk melakukan pertapaan satu dengan lainnya berbeda-beda, ada yang hanya satu jam bahkan terlama ada yang pernah bertapa selama 50 hari.

"Ada yang pernah bertapa 50 hari, dan itu hanya makan beberapa kali saja. Yaitu 20 hari pertama makan mie instan dan telur, makan kedua hari ke 20 hari sama menunya. Serta 10 hari juga sama menu makannya, hari ke 50 dirinya disuruh pulang," bebernya.

Diceritakannya, tempat ini mulai dipugar pada tahun 1977 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX.

Pada saat gempa mengguncang Yogyakarta beberapa tahun silam, pertapaan ini mengalami sedikit kerusakan dan banyak bangunan yang retak.

Lalu pada 2011, bangunan yang mengalami retak mulai diperbaiki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Jalan menuju pertapaan ini adalah dari jalan raya Panggang-Baron sekitar 1 km dan sudah beraspal, pertapaan Kembang Lampir berada di perbukitan di Padukuhan Blimbing.

Kondisinya pun terbilang sangat terawat dengan baik, serta dilengkapi tempat juru kunci dan fasiltas lainnya seperti WC/toilet.

Untuk menuju tempat pertapaan, para peziarah harus naik tangga ke atas.

Sesampainya disana, peziarah akan menemui batu yang berada di tengah-tengah petilasan dikelilingi pembatas yang terbuat dari kayu. (*/wisang seto pangaribowo)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved