5 Fakta Unik yang Terselip di Tengah Kemegahan Candi Borobudur : Dari Relief Hingga Kisah Manohara

megahnya candi yang terbangun dari 2 juta blok batu andesit ini masih menyisakan fakta-fakta unik menarik yang jarang diketahui publik.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo
Panil relief kisah Manohara, pasangan Pangeran Sudhana di teras Rupadhatu atau tingkat dua Candi Borobudur 

Itulah bagian panil relief Karmawibhangga yang terbuka hingga saat ini. Bagian lantai ini ditemukan pada 1885 oleh seorang Belanda bernama JW Izzerman. Tadinya dinding ini tertutup rapat oleh ratusan ribu blok batu. 

Misteri mengapa bagian itu dikubur oleh para pembangun Borobudur, tak sepenuhnya terpecahkan. Belum ada kesatuan pendapat di kalangan ahli sejarah dan arkeolog masa klasik Jawa. 

Ada yang menyebut lantai dan dinding kaki candi itu terpaksa ditutup karena begitu banyaknya mengandung visualisasi konten sadis, porno, dan kehidupan bebas ala rakyat strata terbawah di kalangan Jawa Kuno masa itu. 

Pendaopat kedua, dinding dan lantai kaki candi itu ditutup dengan blok batu selebar 15 meter karena muncul bahaya tubuh candi longsor atau bergesar. Karena itu secara teknis kaki candinya harus diperkuat. 

Penguatan kaki candi itu mengorbankan dinding yang berisi 163 panil relief Karmawibhangga. Dilihat dari foto-foto dokumentasi Cephas, sebagian panil relief itu unifinished alias belum rampung pemahatannya. 

Sebagian foto utama relief yang terkubur bisa disaksikan di Museum Karmawibhangga. Foto-foto Kassian Chepas juga dikoleksi Museum Amsterdam. 

4. Oker yang Mengubah Warna Relief 

Jasa Theodore van Erp yang merekonstruksi Candi Borobudur pada 1907, setelah ditemukan di masa Stamford Raffles beberapa tahun sebelumnya, patut diapresiasi. Upaya itu meletakkan pondasi yang sangat kuat bagi pemugaran bangunan itu secara menyeluruh pada 1973-1983. 

Namun upaya Van Erp itu juga meninggalkan jejak penting yang sangat disesalkan sebagian kalangan. Jika Anda melihat langsung relief di Candi Borobudur, ada perbedaan menyolok di antara panil-panil relief di berbagai tingkatan. 

Yaitu perbedaan tajam warna asli dan setelah dipoles Van Erp. Saat pertama kali memugar candi ini, Van Erp menggunakan bahan Ochra atau Oker sebagai pewarna dinding.   

Oker dibuat dari bahan alam yang mengandung mineral dengan warna tertentu yang dicampur dengan tanah liat dan campuran lainnya. Warna oker umumnya berkisar antara kuning, jingga, dan cokelat.

Alasan Van Erp waktu itu, bahan ini dipakai supaya warna reliefnya lebih cerah sehingga dapat difoto dengan lebih baik. Teknologi fotografi saat itu belum bisa dengan baik merekam objek yang gelap. 

Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahan tersebut berfungsi sebagai konsolidan untuk menguatkan material batu candi yang mulai rapuh. Lapisan warna ini sebagian masih bertahan hingga saat ini sehingga mengurangi nilai estetika.

Jika Anda jalan-jalan mengelilingi dinding Borobudur, maka pasti akan sering menemukan relief yang berwarna kuning cokelat, dan tidak hitam seperti aslinya batu andesit. Itulah efek penggunaan Oker pada masa Van Erp. 

5. Kisah Tragis Romantis Manohara 

Panil relief kisah Manohara, pasangan Pangeran Sudhana di teras Rupadhatu atau tingkat dua Candi Borobudur
Panil relief kisah Manohara, pasangan Pangeran Sudhana di teras Rupadhatu atau tingkat dua Candi Borobudur (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo)
Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved