5 Fakta Unik yang Terselip di Tengah Kemegahan Candi Borobudur : Dari Relief Hingga Kisah Manohara

megahnya candi yang terbangun dari 2 juta blok batu andesit ini masih menyisakan fakta-fakta unik menarik yang jarang diketahui publik.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo
Panil relief kisah Manohara, pasangan Pangeran Sudhana di teras Rupadhatu atau tingkat dua Candi Borobudur 

Arca Buddha ini ditempatkan di lokasi terbuka di samping Museum Karmawibhangga. Museum ini terletak di sebelah utara/timur laut Candi Borobudur, dekat pintu keluar dan area kaki lima serta parkir. 

Arca ini sesungguhnya sangat istimewa karena menurut riwayatnya ditemukan tertimbun tanah di stupa induk candi. Stupa induk yang menjadi puncak candi sekarang ini berarti dalamnya ruang kosong.

Posisinya yang di dalam stupa induk menunjukkan betapa pentingnya sosok Buddha yang digambarkan sedang dalam posisi tangan kanannya mudra bhumisparsa mudra (mudra menyentuh bumi.

Patung Buddha ini memang cacat atau sengaja dibuat cacat. Bahasa kerennya unfinished atau tidak rampung dikerjakan. Masih sangat kasar, namun sosoknya mudah ditafsirkan sebagai Buddha. 

Dikutip dari Wikipedia, pada 1907-1911, Theodore Van Erp memimpin pemugaran Borobudur. Ia menemukan stupa induk yang kosong, dan ternyata di dalamnya terdapat patung unfinished Buddha yang tertimbun tanah. 

Karena tidak ada bukti yang meyakinkan mengenai asal-usulnya, Van Erp meletakkannya di bawah pohon kenari di halaman candi. Ia meyakini bahwa patung tersebut adalah patung gagal yang diafkir. 

Pendapat Van Erp didukung Prof Soekmono (1973), yang juga mendasarkan keyakinannya pada saat penemuan Borobudur di era Raffles pada 1814, yang tidak menyebutkan penemuan patung cacat tersebut.

Namun, tindakan Van Erp dikritik beberapa arkeolog yang berpendapat seharusnya Van Erp mengembalikan patung tersebut ke dalam stupa. 

Menurut Bernard Kempers, arca tersebut memang disengaja untuk tidak diselesaikan pembuatannya, dan berdasarkan catatan China tahun 604 M, di India pernah terdapat patung Buddha cacat seperti itu.

Pada tahun 1994, Prof. Soekmono menulis jurnal arkeologi yang menyatakan pada 1973 ia tidak mengembalikan patung Buddha yang tidak sempurna ke dalam stupa utama.

Alasannya, mereka harus melubangi stupa yang sudah ditutup Van Erp. Hal tersebut bertentangan spirit rekonstruksi. Ia yakin "arca cacat" itu memang letaknya di dalam stupa utama. 

3. Relief Misterius Karmawibhangga

Pengunjung menyaksikan foto Kassian Chepas, mendokumentasikan salah satu panil misterius relief Karmawibhangga di Museum Karmawibhangga Borobudur
Pengunjung menyaksikan foto Kassian Chepas, mendokumentasikan salah satu panil misterius relief Karmawibhangga di Museum Karmawibhangga Borobudur (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo)

Bagian kaki Candi Borobudur ini nyaris sepenuhnya tertutup. Tidak akan banyak yang tahu jika fotografer pribumi pertama Kassian Chepas, tidak mendokumentasikan secara utuh panil-panil relief Karmawibhangga ini. 

Juga tidak akan banyak yang bisa menikmati relief aslinya secara terbuka jika seorang perwira tinggi Jepang tidak penasaran terhadap misteri lantai ini. 

Perwira Jepang saat balatentara Nipppon berkuasa di Jawa itu meminta pojok tenggara lantai Karmawibhangga dibongkar. Ia ingin melihat langsung seperti apa misteri di lantai itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved