STPMD APMD Lantik Ketua dan Wakil Ketua Periode 2018-2022
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD melantik Ketua dan Wakil Ketua periode 2018- 2022
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Iwan Al Khasni
Laporan Reporter Tribunjogja.com | Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, Yogyakarta - Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD melantik Ketua dan Wakil Ketua periode 2018- 2022 di STPMD APMD, Sabtu (17/11/2018).
Ketua yang dilantik adalah Dr.H. Sutoro Eko Yunanto,M.Si, Wakil Ketua I Bidang akademik adalah Dra. MC. Candra Rusmala Dibyorini, M.Si.
Wakil Ketua II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan adalah Drs. Suharyanto, M.M.
Sedangkan untuk Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan adalah Ade Chandra,S.Sos., M,Si.
Ketua STPMD APMD periode 2014-2018, Habib Muhsin, S.Sos.,M.Si menyampaikan, menjadi pemimpin tidak mudah, karena setiap tahun akan menghadapi tantangan yang juga
semakin berat. Untuk itu diperlukan pemimpin yang solid kan kompak.
"STPMD APMD genap berusia 53 tahun. Pelantikan ini sebenarnya acara puncak dari Dies Natalis. Kami sampaikan selamat pada Ketua dan Wakil Ketua yang baru. Empat tahun
yang diemban kedepan pasti penuh tantangan, dan semakin berat setiap tahun," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Pelantikan Ketua.
Ketua STPMD periode 2018-2022, Dr.H. Sutoro Eko Yunanto,M.Si menyatakan, berterimakasih atas dukungan yang diberikan oleh rekan sejawat. Ia pun ingin agar terpilihnya
Ketua dan Wakil Ketua yang baru bisa bersama-sama memajukan STPMD APMD.
Baca: Tidak Lulus SBMPTN & UM? Daftar Saja di STPMD “APMD” Jogja
Baca: STPMD APMD Berharap Perangkat Desa dari Kabupaten Tambrauw Dapat Optimalkan Dana Desa
"Saya sebut ini tim gotongroyong, kami berempat tetapi satu jiwa. Sehingga nanti kami bersam-sama akan bergotongroyong agar bisa mencapai tujuan. Dengan semangat ini
kami berharap bisa mengawal Tri Dharwa Perguruan tinggi dan lebih militan, progresif, dan bermartabat," katanya.
Suroto mengungkapkan dirinya ingin mempertahankan tradisi akademik tatap muka. Meskipun saat ini pengaruh digitalisasi sangat besar, namun tradisi tatap muka harus
tetap dijaga.
"Hotspot ya, itu identik dengan internet. Tetapi hotspot menurut saya adalah titik dimana mahasiswa bisa berkumpul dan berdiskusi dengan nyaman. Digitalisasi ini
memang harus kita ikuti, tetapi tradisi akademik tetap harus dipertahankan," ungkapnya.
Ia pun berharap agar ke depan STPMD APMD dapat menjadi institut yang diperhitungkan. Selain itu ia pun ingin keberadaan STPMD APMD dapat memberikan kontribusi kepada
masyarakat, khususnya masyarakat di desa dalam melihat perkembangan ekonomi dan teknologi. (tribunjogja.com)