Bantul

Teater Djarum Pentaskan "Nara" Sebagai Simbol Keteguhan Hidup Perempuan

Melalui lakon Nara, Teater Djarum ingin mendekonstruksi stigma perempuan pesisir yang dianggap kurang baik dan hidup pragmatis dalam lembah kemiskinan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Pementasan teater Djarum dengan lakon Nara di stage teater, Fakultas seni pertunjukan ISI Yogyakarta, Selasa (06/11/2018) malam. 

"Mengapa kamu keras kepala Nara. Kamu ikut saya ke Kotapraja, dan tidak harus susah payah mengumpulkan upeti," ajak Wira, kepada Nara.

Permintaan itu ditolak mentah-mentah. "Tidak. Sekali tidak ya tidak," jawab Nara, lantang.

Karena geram, Wira kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membumi hanguskan semua bisnis yang dijalankan Nara.

Tak hanya itu, Wira juga membunuh Prana, Gendhuk dan ibu Gendhuk di tiang gantungan.

Nanar, luka dan perih mata Nara menyaksikan orang terkasihnya meregang nyawa di tiang gantungan.

Namun, apa daya, di tengah keterpurukan dia tetap tegar, tetap semangat dan bangkit dalam meneruskan hidup.

"Dalam cerita Nara, saya ingin ceritakan tentang kemandirian, kehormatan diri juga tentang perlawanan kepada siapapun. Bukan hanya kepada kebudayaan asing tetapi juga kepada penguasa lalim," tutur Asa.

"Kita harus balik lagi bahwa esensi hidup itu semuanya sama, yakni menjadi manusia yang merdeka," imbuh dia.

Melalui Teater Djarum dengan lakon Nara, Asa ingin mendekonstruksi stigma perempuan pesisir yang dianggap kurang baik dan hidup pragmatis dalam lembah kemiskinan.

"Kita ingin juga mengabarkan bahwa kita disini masih ada yang memelihara kearifan lokal," tuturnya.

Pementasan Nara sukses digelar.

Ruang stage teater penuh oleh antusias masyarakat dan mahasiswa yang tertarik untuk menyaksikan Teater Djarum.

"Kisahnya keren. Keteguhan dan perjuangan sosok Nara mengoyak nurani, sangat menginspirasi," ujar Krisna, yang berkali-kali tepuk tangan setelah pentas usai.

Sisi lain, pemeran sosok Nara, Teresa Rudiyanto, mengungkapkan rasa haru.

Nara baginya merupakan sosok perempuan pemberani, cerdas, ceplas-ceplos, dan pantang menyerah dalam berjuang.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved