Gunungkidul
FHSN Gunungkidul Tidak Ikut Demo ke Jakarta
FHSN Gunungkidul telah mengkomunikasikan kepada guru K2 bahwa tidak ada yang ikut berdemo ke Jakarta.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Forum Honorer Sekolah Negeri (FHSN) Gunungkidul yang beberapa waktu lalu sempat menggelar aksi izin tidak mengajar, enggan untuk berangkat demo ke Jakarta, pada 30 Oktober 2018.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ketua FHSN Aris Wijayanto, Selasa (30/10/2018).
Baca: Aksi Mogok Mengajar GTT Berlanjut, Disdikpora Gunungkidul Segera Surati Pemerintah Pusat
"Ada beberapa pertimbangan satu diantaranya adalah masih banyak guru yang terkotak-kotak, misalnya guru K2 dengan yang lainnya. Saat ini K2 tidak ada yang mengirimkan perwakilannya ke Jakarta," ucapnya pada Tribunjogja.com.
Ia mengatakan saat ini aktifitas guru honorer masih seperti biasa, tidak ada pengecualian pihaknya telah mengkomunikasikan kepada guru K2 bahwa tidak ada yang ikut berdemo ke Jakarta.
"Memang ada beberapa tuntutan dari guru K2, seperti pencabutan Permen PAN-RB No 36/2018 dan penghentian rekrutmen CPNS (calon pegawai negeri sipil) melalui jalur umum. Juga penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu), dan beberapa waktu lalu kami telah mengadakan aksi izin tidak mengajar selama 15 hari," katanya.
Tetapi aksi izin tidak mengajar tersebut hanya berlangsung selama tiga hari, pihaknya saat itu ditemui oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk menyudahi aksinya.
Baca: Akan Digantikan Guru Hasil Penerimaan CPNS 2018, Disdikpora Bantul Cari Jalan Keluar Nasib GTT
"Saat itu aspirasi dari FHSN sudah tertampung dan sudah diteruskan melalui surat resmi, kami juga tidak tega melihat anak didik terganggu dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Bahron Rasyid berkeyakinan bahwa FHSN telah mempunyai sikap dan pertimbangan sendiri.
"Mungkin mereka tidak tega melihat kesulitan dalam KBM, lebih ke faktor kemanusiaan mungkin," imbuhnya.(*)