Bantul

Baca Puisi dan Dolanan Tradisional Anak, Upaya Lestarikan Seni dan Budaya

Peringatan sumpah pemuda di Taman Edukasi Watu Lumbung, Kretek, Bantul pada Minggu (28/10/2018) diisi dengan baca puisi dan dolanan anak tradisional

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Baca puisi dan dolanan tradisional anak dalam peringatan sumpah pemuda di taman edukasi Watu Lumbung, Bantul Minggu (28/10/2018) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Peringatan sumpah pemuda di Taman Edukasi Watu Lumbung, Kretek, Bantul pada Minggu (28/10/2018) diisi dengan baca puisi dan dolanan anak tradisional.

Kegiatan ini sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya Indonesia.

Pendiri Taman Edukasi Watu Lumbung, M Boy Rifai mengatakan kegiatan baca puisi dan dolanan anak tradisional dalam acara peringatan sumpah pemuda tidak terlalu penting bagi orang-orang yang tidak mau hidup panjang.

"Jadi bagi orang yang ingin alam ini lestari, harus penuh peduli terhadap tradisi," katanya, ditemui disela-sela acara, Minggu (28/10/2018)

Baca: Peringatan Sumpah Pemuda ala Seniman, Baca Puisi dan Dolanan Anak di Watu Lumbung

Sumpah pemuda, menurut Boy sudah dikumandangkan para pemuda sejak 90 tahun silam.

Mereka, para pemuda kala itu, mengimpikan bahasa, bangsa dan tanah air satu, Indonesia.

Cita-cita itu, saat ini sudah tercapai.

"Tugas generasi kita adalah berperan untuk menjaga tradisi yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia," ungkap dia.

Peringatan sumpah pemuda di taman edukasi watu Lumbung digelar dengan sangat sederhana.

Akan tetapi sarat akan makna.

Dengan suara lantang, satu persatu puisi tentang perjuangan dibacakan.

Sebagai penghargaan, para pencipta dan pembaca puisi mendapatkan anugerah satu pin didadanya.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan dolanan tradisonal yang dimainkan oleh puluhan anak-anak.

Memakai baju tradisional, mereka tampak riang memainkan sejumlah permainan.

Ada jamuran, jaranan hingga ancak-ancak alis.

Baca: Peringati Sumpah Pemuda, Komunitas Buku Berbagi Gelar Aksi Bersih-bersih Pantai

"Rasanya seneng banget bisa main [tradisonal] bersama-sama. Bisa kompak, melesatarikan budaya," tutur sekar, satu di antara puluhan anak yang dolanan tradisonal.

Hadir dalam peringatan sumpah pemuda di watu Lumbung ini, anggota DPR RI komisi V, Gandung Pardiman.

Ia tampak menikmati dan sesekali turut bermain dolanan tradisional bersama anak-anak.

Menurutnya, fasilitas yang menyediakan ruang untuk pembibitan dan pemeliharaan seni budaya anak, selama ini masih kurang. Sehingga harus menjadi introspeksi semua pihak.

Politisi partai Golkar ini berharap taman edukasi watu lumbung bisa menjadi pusat dolanan, pendidikan anak-anak untuk memberikan satu kreasi dan ekpektasi anak dalam rangka menumbuhkan dan mengejawantahkan rasa seninya.

"Diharapkan Watu Lumbung ini dapat perhatian semua pihak sehingga dapat jadi pusat belajar anak-anak, khususnya seni budaya," tuturnya.

Adapun terkait sumpah pemuda, menurut Gandung, makna dan cita-cita yang diimpikan para pemuda zaman dahulu, saat ini sudah tercapai.

Dari mulai bahasa, bangsa, dan tanah air sudah satu bernama Indonesia.

"Tugas kita sekarang sebagai orang masa kini adalah bagaimana merawat dan menjaga NKRI," tutur dia.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved