Kulonprogo Fashion Day Carnival 2018, Ajang Kreasi Kostum Pelajar Kulonprogo
Karnaval ini digelar Dinas Kebudayaan setempat dalam rangkaian Menoreh Art Festival (MAF) 2018
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Aksi memukau ditunjukkan belasan kelompok pelajar tingkat SMA/SMK dalam Kulonprogo Fashion Day Carnival 2018 di Alun-alun Wates, Minggu (14/10).
Aneka rupa konsep kostum dan pertunjukkan ditampilkan secara kreatif.
Karnaval ini digelar Dinas Kebudayaan setempat dalam rangkaian Menoreh Art Festival (MAF) 2018 untuk menyemarakkan peringatan Hari Jadi ke-67 Kabupaten Kulonprogo.
Tercatat ada 16 kelompok perwakilan SMA/SMK di Kulonprogo yang turut ambil bagian dalam Fashion Day Carnival tersebut.
Baca: Resto Nostalgia Hingga Makan di Hutan, Ini 4 Resto Rekomendasi di Yogyakarta
Baca: Festival Bumi Merapi Bukti Kekayaan Budaya di Sleman
Masing-masing menampilkan aksi terbaiknya dengan konsep tema cukup beragam.
Mulai dari pelestarian budaya, nilai kearifan dan produk lokal, hingga mimpi dan harapan ke depan seiring pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo.
Satu di antara peserta dengan aksi cukup mempesona adalah rombongan dari SMA 1 Temon yang membawakan lakon aksi Garuda Nuraja.
Aksinya terbilang unik lantaran menggabungkan simbol burung Garuda dan kesenian tradisional khas Kulonprogo yakni tari angguk, incling serta panjidur.
Pertunjukannya melibatkan sekitar 21 penari.
Sang sutradara, Feri Catur Harjanto mengatakan phaknya membutuhkan waktu hingga dua minggu untuk merancang dan menggarap komposisi tersebut.
Garuda Nuraja bermakna burung besar nan sakti dan perkasa yang mempersatukan perbedaan.
Pihaknya berusaha menampilkan pesan bahwa perbedaan bukan alasan untuk tidak bersatu mencapai kemajuan sekaligus mengajak masyarakat untuk tidak meninggalkan budaya dan kesenian rakyat tradisional.
"Kesenian rakyat ini jangan sampai hilang oleh budaya populer masa kini. Semuanya harus bersatu sehingga budaya akan tetap lestari untuk mencapai kemajuan,"kata Feri.
Dinas Kebudayaan memang sengaja menggelar karnaval ini untuk mengakomodasi potensi kreativitas seni dari kalangan pelajar tingkat SMA/SMK.
Dalam beberapa event karnaval, kerap kali perwakilan kelompok pelajar ini menampilkan konsep yang memukau sehingga dinilai layak diberikan panggung tersendiri.
Kepala DIsbud Kulonprogo, Untung Waluyo mengatakan pihaknya mencoba mewadahi aspirasi dan kreativitas pelajar.
Baca: Biaya Pendaftaran Lomba Burung Kicau HUT Kota Yogyakarta Cukup Murah
Baca: Mahasiswa UAJY Juara I dan II Lomba Desain Nasional, Usung Rumah Adat Yogyakarta dan Kalimantan