Gempa Sulawesi Tengah
Pulihkan Mental Korban Gempa, Kemendikbud Kirim Petugas Trauma Healing ke Palu-Donggala
Pulihkan Mental Korban Gempa, Kemendikbud Kirim Petugas Trauma Healing ke Palu-Donggala
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM - Pasca bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah, Mendikbud Muhadjir Effendy akan meninjau lokasi yang terdampak bencana gempa Palu dan Donggala.
Kunjungan akan dilakukan pada Sabtu (6/10/2018) besok dengan mengirimkan tim lengkap sekaligus bantuan yang dianggap sangat mendesak dan dibutuhkan oleh para korban bencana di Palu dan Donggala.
"Kita baru melakukan pendataan kasar, jadi datanya belum final, kita data jumlah sekolah yang rusak, siswa dan guru terdampak, fasilitas sekolah yang akan kita prioritaskan," kata Mendikbud pada Jumat (5/10/2018).
Baca: Meriahkan Muhammadiyah Jogja Expo, 5000 Siswa Sekolah Muhammadiyah Membatik Bersama
Apapun kondisinya, Muhadjir berharap proses kegiatan belajar mengajar di Palu dan Donggala segera pulih.
Dalam hal ini, Mendikbud memprioritaskan untuk memulihkan kembali mental para guru agar bisa kembali melaksanakan tugasnya.
Selain itu Mendikbud juga akan memprioritaskan alat-alat sekolah dan ruang kelas darurat.
Terkait pengiriman guru ke Sulawesi Tengah, Muhadjir menyampaikannya hingga saat ini pihanya belum sampai ke tahap pengiriman guru.
"Baru trauma healing yang kita kirim dengan mengirim petugas trauma healing yang sudah kerjasama dengan Kemendikbud," ujarnya kepada rekan media usai membuka Muhammadiyah Jogja Expo di UMY.
Selain itu Kemendikbud juga melibatkan Ikatan Guru Konselor dan bekerjasama dengan LSM yang mempunyai spesifikasi melakukan trauma konseling yang pendekatanya melakui Pendididkan.
Baca: Buka Muhammadiyah Jogja Expo, Mendikbud Minta Sekolah Muhammadiyah Tingkatan Kualitas Pendidikan
"Sekarang sudah mulai kegiatan sekolah yang sudah mulai beraktivitas kita dorong untuk mulai beraktivitas," lanjut Muhadjir.
Muhadjir menambahkan, pihaknya juga akan mengklasifikasi sekolah dengan kerusakan ringan maka akan ditangani langsung oleh Kemendikbud melalui program rehabilitasi.
Sementara untuk sekolah yang mengalami kerusakan berat akan ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Untuk guru akan kita usahakan bagaiamana nanti supaya bisa mendapatkan tunjangan khusus, tapi masih kita hitung anggarannya," tuturnya. (tribunjogja)