Yogyakarta

Penjelasan BMKG Yogyakarta Penyebab Suhu Udara Terasa Panas, Maksimum 33-34 Celcius

Di sejumlah wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta beberapa hari terakhir terasa panas menyengat di siang hari.

TRIBUNjogja.com | Bramsto Adhy
Warga melintasi kawasan Alun-alun Selatan, Yogyakarta, Selasa (2/10/2018). Untuk mengurangi sengatan panas sinar matahari, sebagian warga memilih untuk melindungi tubuhnya dengan pakaian tertutup atau pelindung seperti topi dan payung saat bepergian 

Sementara awal musim hujan akan masuk pada November 2018.

Ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir.

IPetugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi DIY mengamati alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Cendo Stock), di Lab terbuka BMKG DIY, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
ILUSTRASI: Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi DIY mengamati alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Cendo Stock), di Lab terbuka BMKG DIY, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta. (TRIBUNjogja.com | Bramsto Adhy)

Baca: Pendaftaran CPNS 2018 via SSCN.BKN.GO.ID, Gaji PNS dan Daftar Instansi Pemerintah Minim Pelamar

Baca: Tiba di Polda Metro Jaya, Ratna Sarumpaet Langsung Diperiksa Malam Ini

Baca: BMKG : Waspadai Dehidrasi Saat Musim Pancaroba

Baca: TRIBUNJOGJA TV : Keterangan Lengkap Kepala BMKG Terkait Gempa Donggala

Ia pun mengimbau masyarakat mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrim yg berpotensi muncul.

"Itu wajar, memang seperti itu karena matahari ada di selatan equator."ujarnya.

Catatan BMKG, Suhu masih wajar, kisaran masih dibawah 35 C.

"Himbauan masyarakat untuk hati-hati saja, waspada cuaca ekstrem. Misalnya cuaca panas kemudian tiba-tiba hujan. Mulai bersihkan drainase dan selokan," tutupnya. (Tribun Jogja | Christi Mahatma Wardhani?

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved