Gempa Sulawesi Tengah

Gempa dan Tsunami di Palu-Donggala, BNPB Sebut Sistem Peringatan Dini Tsunami Masih Minim

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, hingga Sabtu (29/9/2018) kemarin sudah teridentifikasi 87 jenazah

Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
twitter Daeng Info
Suasana Kota Palu akibat gempa dan tsunami 

TRIBUNJOGJA.COM - Jumlah korban gempa dan tsunami yang melanda wilayah Palu, Sulawesi Tengah, terus bertambah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, hingga Sabtu (29/9/2018) kemarin sudah teridentifikasi 87 jenazah di RS Bhayangkara Palu.

Itu disampaikan Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di akun Twitternya.

Sebanyak 261 jenazah dievakuasi ke RS Bhayangkara Palu.

"Korban gempa dan tsunami di Kota Palu terus bertambah. RS Bhayangkara Palu saat ini jumlah 261, dan masih terus bertambah. Kemarin sudah diidentifikasi 87 jenazah oleh Tim DVI Polri. Proses identifikasi terus dilaksanakan," tulis Sutopo, Minggu (30/9/2018) pagi.

Sutopo mengungkapkan, banyaknya korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu karena minimnya peringatan dini, terbatasnya pengetahuan dan perilaku antisipasi tsunami.

Saat kejadian, tidak ada sirine berbunyi dan banyak masyarakat yang beraktivitas di pantai, sehingga tak selamat dari hantaman air laut.

"Masih banyak masyarakat yang berada di pantai saat tsunami sebelum menerjang Pantai Kota Palu (28/9/2018). Tidak ada sirine berbunyi. Masyarakat banyak yang tidak tahu ancamannya sehingga masih melakukan aktivitas di pantai. Akhirnya banyak korban akibat tsunami," ujarnya.

Gempa 7,4 SR Jumat sore juga memicu fenomena likuifaksi, yakni tanah yang berubah menjadi lumpur karena kehilangan kekuatan.

Baca: Gempa dan Tsunami di Palu-Donggala, Seperti Ini Analisis Dosen Geologi Unhas Makassar

Baca: UPDATE Korban Jiwa Gempa Sulawesi Tengah, Tercatat Ada 384 Korban Meninggal di Palu

Baca: Analisis Tsunami di Palu Sulawesi Tengah, Ini Penyebabnya 

"Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction). Lifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," tambahnya.

Sementara itu berdasarkan hasil evakuasi yang telah dilakukan satuan Brimob dan Sabhara, sebanyak 410 jenazah ditemukan di sekitar Pantai Talise.

Warga melihat bangunan pusat perbelanjaan yang ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/8/2018)
Warga melihat bangunan pusat perbelanjaan yang ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/8/2018) (ANTARA)

Wilayah tersebut diperkirakan menjadi yang paling parah, terdampak gempa 7,4 SR dan tsunami setinggi 3 hingga 5 meter.

"Brimob dan Sabhara sudah melakukan evakuasi, sudah ratusan mayat, di RS Bhayangkara telah dievakuasi 410 mayat. Yang sudah diidentifikasi 97 jenazah dan 30 di antaranya dibawa pulang keluarga," jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, seperti dikutip dari Tribun Bali. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved