Bisnis
Eksportir Asal Jogja Masih Wait and See Membidik Pergerakan Dollar
Pelemahan rupiah menambah keuntungan sekaligus menaikkan daya saing produk Indonesia.
Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Gaya Lufityanti
Selama pasar ekspor masih stagnan, kata Endro pelaku bisnis ekspor khususnya di bidang mebel dan kerajinan.
Membidik untuk meningkatkan pasar dalam negeri yang masih luas, ditambah daya beli lokal yang semakin meningkat.
“Pada bulan Oktober nanti kami punya SAE Expo Stock Sales. Istilahnya kami menjual murah barang-barang sisa ekspor untuk pasar dalam negeri,” kata Endro.
Barang-baarang di SAE Expo, bukanlah barang bekas atau cacat produksi, tapi kelebihan stock dari ekportir.
“Saat kita mendapatkan order espor, biasanya kami melebihkan stock. Nah barang-barang ini yang kita lempar untuk lokal,” jelasnya.
Baca: Dampak Melemahnya Rupiah, Perajin Tahu di Kota Magelang Kurangi Ukuran Tahu
Ketua Umum BPD HIPMI DIY Teddy Ghani Karim mengatakan dampak dari nilai dolar melambung membuat harga-harga bahan kebutuhan pokok yang masih impor seperti harga tahu, tempe mulai menanjak.
Bahkan harga telor juga ikut melonjang akibat kenaikan pakan ternak.
“Para pengusaha meski melakukan efisien agar tidak perlu mengurangi produksi, menaikkan harga atau sampai pengurangan tenaga kerja,” ujarnya.(tribunjogja.com)