Kulonprogo

Jaringan Listrik Kena Proyek Bandara, Pelaku Wisata Pantai Glagah Menjerit

Ini menjadi permintaan PT Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa proyek lantaran jaringan itu berada di lahan yang akan dibikin sebagai landasan pacu

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
IST
warga melintas di dekat pintu masuk proyek NYIA di wilayah Glagah. Beberapa tiang listrik masih terlihat berdiri di dalam lahan dan sedianya bakal dipindah. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Para pelaku wisata di kawasan Pantai Glagah diresahkan oleh munculnya surat pemberitahuan dari Pemerintah Kabupaten Kulonprogo terkait rencana pemutusan jaringan listrik di area tersebut.

Rencana itu dikhawatirkan warga bakal mematikan usahanya.

Surat bernomor 330/4627 perihal pemutusan listrik yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kulonprogo atas nama Bupati bertanggal 4 September 2018 itu dilayangkan kepada warga pemilik usaha warung makan dan penginapan di sepanjang area laguna wisata hingga pendopo labuhan pada Selasa sampai Rabu (5-6/9/2018) lalu.

Selang sehari kemudian, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kembali datang menempelkan lembar kertas pengumuman di dinding warung dan penginapan bahwa listrik di area tersebut akan diputus pada 7 September 2018.

Hal itu menimbulkan kecemasan tersendiri di kalangan pelaku usaha itu mengingat selama ini tidak ada pemberitahuan apapun.

Baca: Produsen Gula Semut di Kulonprogo Tak Maksimal Nikmati Manisnya Dolar

"Semestinya ada pemberitahuan atau komunikasi terlebih dulu, tidak semena-mena dan mendadak begini. Apalagi itu cuma ditempel, kesannya kok malah kayak preman," jelas Ketua Paguyuban Pedagang Pondok Laguna Glagah, Subardi Wiyono, Jumat (7/9/2018).

Surat itu menyebutkan bahwa dalam rangka percepatan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), area di sebelah selatan areal lahan Izin penetapan Lokasi (IPL) pembangunan bandara tersebut harus bersih dari bangunan/rumah.

Sehubungan itu, terhitung mulai Jumat (7/9/2018), aliran listrik di area tersebut akan diputus oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Kawasan wisata Glagah selama ini mendapatkan pasokan listrik melalui jaringan kabel yang membentang ke selatan dari wilayah Balai Desa setempat.

Di titik itu, sebagian jaringan terkena pembangunan NYIA dan lahannya terpakai untuk pembangunan area landasan pacu bandara baru tersebut.

Hal inilah yang kemudian mendorong rencana pemutusan jaringan listrik itu hingga warga resah karena mengancam keberlangsungan usaha wisata yang dilakoni dengan tiadanya lagi pasokan listrik.

Baca: Pemerintah Disarankan Cabut Subsidi BBM dan Listrik

Arus listrik antara lain diperlukan untuk penerangan penginapan dan sumber tenaga bagi peralatan pendingin ruangan hingga mesin pompa air, pembeku ikan dan pendingin minuman di warung-warung.

Tanpa listrik, kata Subardi, sekitar 150 pemilik warung di kawasan laguna Glagah jelas tidak akan berdaya dan usahanya bisa gulung tikar.

Padahal, jaringan listrik itu diinisiasinya sendiri tanpa bantuan pemerintah sejak 2012 namun setelah enam tahun kemudian tiba-tiba hendak diputus tanpa aba-aba.

"Kalau ada kesalahan seperti curi arus ataupun nggandul, silakan saja dikenai denda. Lha kok ini langsung mau putus? Tanpa listrik ya sama saja hendak membunuh kami. Ini kejam sekali. Kami sudah ngalah (mengalah) kena bandara dan ngalih (pindah), kami tidak mau jadi ngelih (kelaparan)," kata Subardi.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved