Kulonprogo
Pemkab Kulonprogo Manfaatkan Sampah Plastik Kresek untuk Campuran Aspal
Pemanfaatan limbah plastik kresek itu diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Plastik kresek bekas pakai ternyata bukan limbah belaka.
Di Kulonprogo, sampah tersebut diolah menjadi bahan campuran aspal untuk proyek rehabilitasi jalan penghubung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur di ruas Nanggulan-Sentolo sepanjang lima kilometer.
Baca: Kebijakan Seragam Pakaian Adat Untungkan Perajin Tenun Lurik di Kulonprogo
Pemanfaatan limbah plastik kresek itu diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Tujuannya untuk menekan pencemaran lingkungan dari sampah plastik yang kerap dianggap tak bernilai oleh masyarakat lantaran sulit didaur ulang.
Apalagi, Indonesia tercatat memiliki sampah plastik kresek terbanyak di dunia setelah China.
"Dibanding jenis plastik lainnya, plastik kresek ini jarang dipulung karena dianggap tidak berharga sehingga dibiarkan. Padahal, dengan komposisi yang pas, sampah plastik kresek ini bagus untuk campuran aspal," jelas Kepala Balai Penetilian dan Pengembangan Penerapan Teknologi Jalan dan Jembatan. Kementria PUPR, Satrio Sang Raksono pada Tribunjogja.com seusai peresmian Bank Sampah Induk Dhuawar Sejahtera di Pedukuhan Kroco, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Rabu (5/9/2018).
Berdasarkan penelitian kementerian, cacahan sampah plastik kresek bisa ditambahkan pada adonan agregat untuk pengerasan jalan sehingga stabilitas aspal lebih baik.
Komposisi idealnya adalah 6 persen dari berat aspal yang terpakai.
Jika ada 1 ton aspal digunakan, kata Satrio, penambahan sampah plastik kreseknya hanya 3,5 kilogram dan tidak bisa lebih.
Pasalnya, jika terlalu banyak plastik, aspal justru mudah pecah dan retak.
Saat ini, pengaplikasian sampah plastik kresek untuk aspal itu disebutnya akan dilakukan untuk jalur jalan sejumlah KSPN.
Selain akses jalan KSPN Borobudur di ruas Sentolo-Nanggulan, hal serupa juga diterapkan pada rute jalan KSPN Bromo, Toraja, Labuan Bajo, dan Toba.
Ia mengaku tak hafal pasti panjang jalan yang akan diaspal dengan limbah plastik tersebut namun secara keseluruhan panjang rute KSPN yang akan diaspal mencapai 25 kilometer untuk 7 KSPN.
"Program pengolahan limbah plasitk juga ada di KSPN Seminyak hanya memang bukan untuk aspa l meski bisa saja dicampurkan,"kata Satrio.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo, Arief Prastowo mengatakan kebutuhan limbah plastik kresek untuk campuran aspal jalan Sentolo-Nanggulan sepanjang lima kilometer itu mencapai 8,5 ton.
Saat ini baru terkumpul sekitar 1,2 ton dan ditargetkan bisa mencapai 3 ton pada akhir September ini.
Proses pengumpulan sampah itu melibatkan kalangan pelajar di mana tiap setoran sampah dihargai dengan nominal tertentu.
Pihaknya menggandeng perbankan untuk menyimpan dana hasil penjualan sampah dan diharapkan bisa menutupi kebutuhan siswa.
"Kegiatan itu diharapkan bisa menumbuhkan kepedulian anak terhadap sampah dan tidak membuangnya sembarangan. Sampah yang terkumpul kemudian dicacah di bank sampah induk ini dengan mesin bantuan Kementerian PUPR," jelasnya.
Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan Pemkab mendukung program Indonesia Bebas Sampah 2025.
Pelibatan masyarakat secara aktif terus dilakukan dan saat ini ada 94 unit bank sampah di 12 kecamatan meski baru 37 unit di antaranya yang aktif.
Baca: Menikmati Keindahan Panorama Kulonprogo dari Atas di Waduk Mini Kleco
Pemkab pada 2011 juga meniadakan kontainer sampah di titik-titik perkotaan untuk mencegah penumpukan dan ceceran sampah yang berpotensi bikin kumuh dan polusi bau.
Dia menegaskan bahwa pengelolaan sampah wajib mengimplementasikan akses manfaat dan dikelola menjadi barang bernilai melalui pengelolaan berprinsip 3R (reduce, reuse, dan recycle).
Pun jaringan pengelolaan sampah mandiri (JPSM) berperan aktif mengatasi permasalahan sampah.
"Cara pandang kita harus diubah. Bukan lagi menganggap sampah sebagai residu tanpa nilai tapi bagaimana mengambil manfaatnya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Saya berharap pengelolaan sampah plastik ini tidak terbatas pada pemenuhan bahan untuk aspal saja tapi bisa berkesinambungan," kata Sutedjo.(*)