Seleb
Petualangan Menangkap Petir, Tentang Pentingnya Interaksi Nyata untuk Anak
Film garapan Kuntz Agus ini seolah ingin memberikan sentuhan kesuksesan cerita anak layaknya petualangan Sherina pada awal tahun 2000 silam
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Setelah resmi tayang di bioskop Indonesia pada 30 Agustus 2018 lalu, film "Petualangan Menangkap Petir" menjadi sajian film Indonesia yang menawarkan tontonan bagi anak-anak.
Film garapan Kuntz Agus ini seolah ingin memberikan sentuhan kesuksesan cerita anak layaknya petualangan Sherina pada awal tahun 2000 silam.
Namun, film ini telah disesuaikan dengan kehidupan pada era digital saat ini.
Terlebih bagi anak-anak yang saat ini lebih familiar dengan gadget dan kamera ketimbang bermain langsung bersama teman-temannya.
Film berdurasi 93 menit ini mencoba menyuguhkan keseruan anak-anak dalam berinterkasi secara langsung dan menikmati dunia mereka dengan disesuaikan era digital saat ini.
Baca: Sudah Resmi Tayang, Film Adrift Suguhkan Paduan Petualangan dan Kekuatan Cinta
Film ini mengambil lokasi syuting di Boyolali Jawa Tengah dengan waktu produksi pengambilan gambar sekitar 17 hari.
Masuk ke dalam cerita film, Petualang Menangkap Petir menceritakan sosok Sterling, nama tokoh utama yang diperankan oleh Bima Azriel.
Remaja berusia 10 tahun itu diceritakan sudah mengenal YouTube dan lebih banyak menjalin pertemanan melalui media sosial.
Sterling sedari kecil sudah terbiasa dengan beragam alat video dan fasih memegang kamera karena memang didukung penuh oleh orang tuanya yang protektif.
Sifat protektif itulah yang mendorong orangtua Sterling untuk memberikan sederet alat video canggih untuk bermain dalam rumah dan berkreasi sendiri.
Dirinya lama tinggal di Hongkong, Sterling pun dikenal sebagai YouTuber yang kemudian berkunjung ke Boyolali, Jawa Tengah, kampung halaman orangtuanya.
Lebih tepatnya, cerita ini layaknya 'anak kota masuk desa'.
Baca: Youtuber Blak-blakan Bila Gadis Jepang yang Terkenal Imut Lebih Suka Dikencani Pria Indonesia
Singkatnya, keputusan keluarga mereka untuk menetap sementara di Boyolali akhirnya mempertemukan Sterling dengan Giyanto 'Jayen' (Fatih Unru), anak asli Desa Selo, Boyolali yang terobsesi sebagai bintang film dan ingin membuat film.
Pada satu titik, Sterling rindu untuk berinteraksi dengan kawan-kawan di luar dunia maya.
Pertemuan Sterling dan Jayen menjadi awal cerita panjang mereka dalam misi membuat film yang disadur dari komik legenda daerah Ki Ageng Selo.