EKSKLUSIF THE LOST GANESHA
Kisah di Balik Penemuan 'The Lost Ganesha' dan Lenyapnya Kampung Gepolo di Prambanan
Tiga orang saksi hidup warga Dusun Gunungsari bertutur tentang drama ketika negara Republik Indonesia baru berumur 10 tahun.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Ada yang di sekitar balai desa Sumberejo, ada juga yang pindah ke wilayah atas ke arah Tebing Breksi dan Candi Ijo yang sekarang.
Kepala Desa Sambirejo, Mujimin, tak bisa banyak bercerita tentang kisah lenyapnya Kampung Gepolo.
Ia juga hanya mendengar cerita turun temurun, karena belum lahir saat peristiwa itu terjadi.
Wujud arca Ganesha yang terjatuh ke jurang juga belum pernah ia lihat dari dekat.
Ia justru merujuk ke Pak Ngatijo, sebagai sosok senior di Gunungsari dan sejak 1977 sudah mengabdi sebagai pamong desa. Begitu juga Maryono, Kepala Dusun Gunungsari. Ia jauh lebih muda lagi ketimbang Mujimin.

Maryono pun hanya mendengar cerita mulut ke mulut tentang keberadaan arca besar di dasar jurang dusunnya.
"Kita dan warga yang generasi muda tahu semua, ada batu besar di sana, tapi tidak tahu itu batu apa atau arca," kata Maryono.
Ia menyebut istilah temuan baru arca Ganesha tidak terlalu tepat, karena objek itu sudah jadi pengetahuan umum warga Gunungsari dan sebagian Sambirejo.
"Tapi bahwa yang tahu persis wujudnya tidak banyak. Apalagi lokasinya sulit begitu," lanjutnya. Muji (66), warga Gunungsari, mengingat masa kecilnya pernah memanjat ke arca Ganesha raksasa itu.

"Namanya anak-anak, hampit gak ada rasa takut waktu itu. Arcanya besar dan memang waktu itu ada di bambing (tebing)," kata Muji yang berumur sekitar 5 tahun saat tahun 1955.
Tapi kisah arca Ganesha raksasa itu ikut terkubur sejak Kampung Gepolo lenyap ditinggalkan penduduknya. Muji juga baru Minggu (19/8/2018) sore itu melihat dari dekat wujud arca yang terjungkal puluhan tahun lalu.
"Saya memang pernah diajak bapak ke sini, tapi itu sudah sangat lama. Baru kali ini juga saya ke sini. Ternyata tubuhnya sudah lepas kaya gini," lanjut Muji.
"Bencana itu memang mengerikan. Kalau orang sini dulu tidak mendengar apa-apa saat arca ini jatuh, tapi orang yang dari jauh di seberang gunung sana malah mendengar suara jlegurrrrr gitu," kata buruh penggergajian batu alam ini.(Setya Krisna Sumarga)