Kesehatan

Perjuangan Juara Dunia Angkat Besi Asal Indonesia Cari Kesembuhan untuk Sang Anak

Perjuangan Juara Dunia Angkat Besi Asal Indonesia Cari Kesembuhan untuk Sang Anak

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS/Diah Marsidi
Lifter putri Indonesia, Winarni, berpose di hadapan para wartawan menunjukkan medali perunggu di tangan kanan, dan rangkaian bunga di tangan kiri, setelah upacara pengalungan medali di Sydney pada Senin, (18/9/2000). 

TRIBUNJOGJA.COM - Sosok Winarni pasti sudah tidak asing lagi di telinga pecinta olahraga angkat besi Tanah Air.

Ya, Winarni Binti Slamet merupakan salah satu atlet Indonesia yang pernah mengukir sejarah di pentas olahraga tingkat dunia.

Wanita 42 tahun ini merupakan pemegang gelar juara dunia angkat besi kelas 50 kilogram pada tahun 1997.

Tak hanya itu, Winarni juga peraih medali perunggu Olimpiade Sydney 2000 silam.

Namun kini, Winarni tengah mengalami masa sulit.

Dia harus berjuang keras mencari biaya untuk operasi anaknya.

Baca: Maksimalkan Layanan, RSIY PDHI Layani Tes Kesehatan Jiwa

Putranya yang berusia 2,5 tahun, Achmad Fariz Taufik, mengalami kelaianan usus langka, Atresia Esofagus.

Atresia Esofagus merupakan kondisi dimana jaringan usus tidak berkembang saat masih di janin sehingga penderita tidak memiliki jalur pencernaan dari mulut ke perut.

Kondisi tersebut membuat Fariz tidak bisa menelan makanan ataupun minuman dan hanya boleh menjilatnya saja.

Achmad Fariz Taufik, putra atlet angkat besi pemenang medali Olimpiade Sydney 2000, Winarni.
Achmad Fariz Taufik, putra atlet angkat besi pemenang medali Olimpiade Sydney 2000, Winarni. (Istimewa)

Winarni yang kini bekerja di PT Pos Indonesia tidak memiliki gaji cukup untuk membiayai operasi anaknya.

Saat ini, Fariz yang hanya memiliki berat 10 kg hanya mengkonsumsi susu yang dimasukkan melalui selang langsung ke perutnya.

Baca: Berawal dari Modal Rp 4,3 Juta, Harjuno Sukses Usaha Kerajinan Kulit hingga Beromset Rp 300 Juta

Meski telah mendapatkan bantuan dari PT Pos Indonesia dan Kementrian Pemuda dan Olahraga, jumlah bantuan tersebut masih belum mencukupi biaya operasi sang anak yang mencapai 300 juta rupiah.

Kisah Winarni mulai ramai dibicarakan di media sosial usai dirinya melakukan wawancara dengan sebuah harian nasional.

Kisah tersebut lalu mendorong Maman Suherman menginisiasi gerakan donasi lewat situs kitabisa.com.

Selain kelainan usus, menurut laman donasi Kita Bisa, Fariz juga saat ini mengidap kelainan jantung dan paru-paru. (*)

Bantuan untuk Winarni bisa disalurkan melalui link berikut: LINK

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved