Pendidikan
Dosen STMIK Akakom Lolos dalam Program Research Dive
Kegiatan ini diadakan oleh Pulse Lab yang tahun ini mengusung topik Artificial Intelligence and Machine Learning for Estimating Poverty.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dosen STMIK Akakom, Sri Redjeki berkesempatan bergabung dengan 20 peneliti di Indonesia dalam program Research Dive yang meneliti tentang kemiskinan.
Kegiatan ini diadakan oleh Pulse Lab yang tahun ini mengusung topik Artificial Intelligence and Machine Learning for Estimating Poverty.
Pulse Lab adalah salah satu proyek yang berada dibawah Global Pulse yang merupakan gabungan proyek dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Proyek ini memanfaatkan data baru dan teknologi untuk mendeteksi secara real time perilaku populasi yang berubah dalam menanggapi krisis apapun.
Baca: STMIK AKAKOM Gelar Nonton Bareng Film Guru Ngaji dalam Dies Natalis 39
Sedangkan Research Dive adalah kegiatan yang mengeksplor, menganalisis dan memanfaatkan data untuk pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan di Indonesia.
Kegiatan yang diadakan 15-18 juli kemari melibatkan berbagai bidang ilmu dari profesional maupun akademisi di Indonesia yang dilakukan secara terbuka.
Beberapa yang ikut dalam Research Dive kali ini seperti Udayana, ITS, UGM, Binus, STMIK Akakom dan beberapa instansi ternama lainnya.
Diharapkan dari 20 peserta ini akan menghasilkan wawasan baru tentang cara memanfaatkan dataset baru dan yang baru muncul dan Artificial Intelligence (AI) untuk mengurangi kemiskinan di seluruh Indonesia.
Sri Redjeki adalah salah satu dosen STMIK AKAKOM yang konsen untuk mengabungkan statistik dan kecerdasan buatan untuk mengolah data kemiskinan.
Baca: STMIK AKAKOM Kembangkan Cloud Academy Melalui Kerjasama dengan ACCI
Diceritakannya, ia mulai tertarik topik riset tentang Kemiskinan sejak tahun 2014 saat mendapatkan dana Hibah Bersaing (HIBER) dari Ristek Dikti selama 3 tahun.
Hasil dari HIBER menghasilkan aplikasi SIMISKIN yang telah digunakan oleh Kabupaten Bantul untuk melakukan monitoring bantuan kemiskinan.
"Ini juga menjadi perwujudan semboyan Code for Life dari STMIK AKAKOM untuk terus memberikan kontribusi nyata ke masyarakat dibidang Teknologi Informasi," ujarnya, Rabu (25/7)
Lebih lanjut tentang Research Dive, Sri Redjeki menjelaskan bahwa hasil dari pengukuran kemiskinan dengan data besar ini dimaksudkan untuk melengkapi data survei sosioekonomi nasional (SUSENAS) yang telah dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).(TRIBUNJOGJA.COM)