Polisi Berjualan Cilok
Termotivasi Sang Anak, Bripka Toni Pilih Nyambi Jualan Cilok 86
Termotivasi Sang Anak yang Membutuhkan Biaya Besar Untuk Terapi, Bripka Toni Pilih Nyambi Jualan Cilok 86.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM - Banyak orang yang terkaget-kaget saat mengetahui pedagang yang berjualan Cilok 86 adalah seorang polisi bernama Bripka Toni Purwanto.
Hal tersebut diungkapkan oleh istrinya, Ade Nasibah.
"Banyak yang terkejut dan malah bertanya-tanya begitu tahu suami saya seorang polisi," ujar Ade saat ditemui pada Selasa sore (10/07/2018).
Usaha milik mereka berdua ini berada di Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo, Sleman. Persisnya di depan Bank BRI KCP Maguwoharjo.
Selain karena senang dengan cilok, Ade menuturkan bahwa suaminya berjualan makanan berbahan baku tepung kanji ini lantaran termotivasi oleh anak pertama mereka.
"Anak saya ini termasuk berkebutuhan khusus, jadi perlu biaya lebih untuk proses terapi dan sekolahnya," ujar Ade.
Ade mengaku terapi untuk anaknya tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun ia tetap sebisa mungkin memenuhi seluruh biaya yang dibutuhkan.
Baca: Warung Cilok 86 Viral di Medsos, Ternyata Penjualnya Seorang Polisi
"Kalau mau terapi dan sekolah berkebutuhan khusus saja membutuhkan biaya Rp 2,5 juta sebulan," tutur Ade.
Ade pun menggambarkan Toni sebagai suami yang sigap dan cepat tanggap.
Bahkan ia bercerita bahwa suaminya tersebut lebih banyak membantunya dalam urusan rumah tangga.
Ia pun sangat bersyukur karena memiliki suami seperti Toni.
"Dia nggak pernah segan bantu saya, cuci baju sampai belanja ke pasar pun dia mau," kata ibu dua anak ini.
Toni sendiri membenarkan bahwa keluarganyalah yang menjadi motivasinya untuk membuka usaha Cilok 86 ini.
Toni sendiri tidak gengsi untuk berjualan di pinggir jalan seperti itu meski ia adalah seorang polisi berpangkat Bripka.
"Selama itu memang halal ya tidak apa-apa," kata Toni.
Bahkan ia mendapat banyak dukungan dari rekan-rekannya sesama polisi.
Teman-temannya justru kagum melihat Toni yang tetap semangat meski harus berjualan hingga malam selepas bekerja.
Tak hanya teman-temannya, Toni juga didukung oleh atasannya di Polda DIY. Ia pun dipesan agar bisa membagi waktu dengan baik.
"Kadang-kadang teman kerjanya pesan juga buat dimakan di kantor," ujar Ade sambil tertawa.
Mengingat Toni adalah seorang polisi aktif, para pembeli pun turut bertanya banyak hal kepadanya, termasuk cara mengurus surat-surat penting dan sebagainya.
Walau tengah berjualan, Toni tetap meladeni pertanyaan-pertanyaan dari para pembelinya tersebut.
"Suami saya orangnya santai. Ia juga cepat akrab dengan siapapun," tutur Ade.
Sang Anak Masuk Sekolah Umum
Usaha Toni dan Ade untuk memperjuangkan sang anak berbuah manis.
Berkat kerja keras yang dilakoni pasangan ini, sang anak akhirnya diperbolehkan untuk bersekolah di sekolah umum.
Ade pun bersyukur anaknya diperbolehkan bersekolah di sekolah umum meski termasuk anak berkebutuhan khusus.
"Bagaimana pun juga dia anak saya. Saya tetap ikhlas apa pun keadaannya," tegas Ade.
Toni pun berharap apa yang dilakukannya ini bisa memotivasi banyak orang.
Terutama tentang bagaimana tetap mau berusaha sekecil apa pun itu.
"Kerja dan apa pun harus dilakukan dari hati. Selama itu halal jangan gengsi," imbuh Toni. (tribunjogja)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											