Sleman
Jelang PPDB, Permohonan SKTM di Sleman Membludak
Dinsos sudah mengantisipasi penumpukan pendaftaran dengan cara tetap membuka layanan meskipun sedang Lebaran.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
Meskipun terjadi penumpukan, Murni merasa senang karena masyarakat sudah banyak yang mengerti mengenai pentingnya pendidikan.
Hal tersebut nantinya bisa mengurangi angka kemiskinan di masa yang akan datang.
"Jangan sampai ada anak tidak sekolah di usianya. Untuk Sleman sendiri wajib belajar 12 tahun. Kalau banyak seperti ini otomatis kesadaran warga untuk menyekolahkan anak sudah tinggi. Mereka berpikir jangka panjang mengurangi kemiskinan. Ini bagus sekali," terangnya.
Berkaca dengan hal tersebut, Murni mengatakan tahun depan akan lebih berkoordinasi lagi dengan Pemerintah provinsi.
Hal tersebut dikarenakan banyak yang tidak tahu prosedur dan kapan harus mengurus SKTM.
"Tahun depan koordinasi dengan propinsi lebih ditingkatkan, mengenai bagaimana dan kapannya bisa mengurus SKTM. Jangan pula sampai ada yang tidak miskin kesini. Kalau sekarang gimana caranya bisa tetap kondusif," terangnya.
Dia juga berharap agar masyarakat lebih sering mencari informasi dan membuka WEB Dinsos agar tidak terjadi lagi penumpukan seperti tahun ini.
"Harapan tahun depan lebih tertata, meningkatkan koordinasi. Masyarakat juga harus lebih sering membuka WEB Pemda. Sudah kita umumkan, baik di kelurahan atau kecamatan. Kita juga ada kontak person yang bisa dihubungi," terangnya.
Kelvin Perdana Putra yang datang untuk mengurus SKTM adiknya mengaku mendapatkan nomor 491.
Dia dan adiknya baru mengetahui bahwa adanya syarat SKTM dihari pagi harinya saat akan mengambil token di SMK 1 Sedayu.
"Surat rekomendasi dari SMK ini tadi, makanya baru ngurus. Kalau tahu dari kemarin ya sudah diurus. Ini kita bagi, saya yang mengurus SKTM, adik cek kesehatan. Saya dari Godean," ungkapnya. (*)