Tol Solo Jogja
Alasan Wilayah Prambanan Tak Boleh Dilewati Proyek Tol Solo-Jogja
daerah Prambanan tak boleh dilewati proyek Jalan Tol Solo Jogja sebagai bagian dari rencana pengembangan kawasan Joglosemar
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Iwan Al Khasni
Namun Sultan nampak punya harapan besar, outer ringroad ini akan menjadi solusi jitu untuk mengurai kepadatan kendaraan yang kini mulai dirasakan di wilayah DIY khususnya Kota Yogyakarta dan di jam-jam ramai seperti saat liburan.
Juga mempersiapkan pertumbuhan wilayah DIY itu sendiri.
Outer ringroad ini digadang jauh lebih bermanfaat dibandingkan Jalan Tol di wilayah DIY.
“Dengan outer ringroad ini kami tidak perlu jalan tol lagi. Kami sebenarnya keberatan dengan proyek Jalan Tol (di DIY) karena perekonomian rakyat seperti pasar akan mati oleh Jalan Tol,” kata Sultan.
Masjid Di Tengah Tol Semarang-Batang
Pembebasan lahan pembangunan jalan tol Semarang-Batang seksi V hingga kini belum juga selesai. Masih ada 2 persen lahan yang belum bisa dibebaskan dan masih berada tepat di tengah ruas jalan tol.
Lahan tersebut meliputi lahan masjid Jami' Baitul Mustaghfirin di Beringin, Ngaliyan, dan lahan makam seluas 5.302 meter persegi di Plampisan, Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan.
Kepala Seksi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Semarang, Wibowo Suharto mengatakan, pembebasan lahan tol Semarang-Batang sudah 98 persen dan hanya menyisakan 2 persen saja.
"Yang masih menjadi kendala ya masjid di Beringin dan makam di Plampisan itu. Lainnya tidak ada masalah. Proses penggantian jalan terus sampai sekarang," kata Wibowo kepada Tribun Jateng, Rabu (23/5/2018).

Wibowo menuturkan, proses relokasi kedua lahan tersebut tidak bisa diganti dengan uang. Proses penggantian lahan mengharuskan dengan lahan pengganti karena merupakan lahan hibah.
Dikatakannya, meski pada Lebaran nantinya ditargetkan fungsional bisa dilewati para pemudik, namun belum bisa dipastikan bangunan masjid dua lantai dan area pemakaman itu sudah direlokasi.
"Kami minta pelaksana (PT Waskita Karya; red) untuk mempercepat pembangunan masjid pengganti. Meski tetap fungsional nantinya, tapi masih adanya bangunan masjid di tengah jalan akan menghambat proses pembangunan," ucapnya.
Pantauan Tribun Jateng, masjid Jami' Mustaghfirin di Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang tampak masih kokoh berdiri, persis di tengah ruas Tol Batang-Semarang seksi V.
Masjid berwarna hijau dua lantai itu masih digunakan warga sehari-hari untuk beribadah. Pihak PT Waskita Karya sedang mempersiapkan jalur di sebelah bangunan masjid agar bisa dilalui kendaraan saat fungsional mudik Lebaran.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang, Prasetyo mengatakan, soal lahan pengganti masjid sebetulnya tidak menjadi masalah. Pihaknya telah mendapat lahan pengganti dan melakukan pembebasan.