Sains

Gambaran Mengerikan tentang Sambaran Petir pada Tubuh Manusia

Tak heran, bagi sebagian orang yang pernah tersambar petir dan tetap hidup akan membangkitkan kepanikan bila mendengar suara gemuruh petir

Editor: Ari Nugroho
Mike Killian via EPOD.usra.edu
Ilustrasi petir 

Dari segi neuropsikologi, biasanya korban sambaran petir yang selamat tidak bisa berprestasi seperti sebelumnya.

Baca: Blarrrrr! Tiga Petani Tewas Tersambar Petir Saat Membajak Sawah

Langkah tepat jika cuaca buruk datang Kadang petir tidak langsung menyambar orang, mungkin menyambar pohon di dekatnya, kemudian menjalar ke orang, baru mengalir ke tanah.

Ini biasanya terjadi jika orang berada di dekat pepohonan.

Pakar perlindungan terhadap sambaran petir, Thomas Raphael dari VDE menyarankan untuk tidak berada di luar ruangan saat terjadi petir.

"Paling baik jika berlindung di bangunan yang punya sistem perlindungan terhadap petir. Jika bangunan tidak punya sistem itu, setidaknya harus terbuat dari batu," kata Thomas.

Selain bangunan, mobil adalah tempat berlindung yang aman karena lapisan luarnya dapat berfungsi sebagai konduktor dan pelindung.

Jika memang berada di luar ruangan saat petir, sebaiknya berjongkok.

"Saat petir menyambar, ia akan masuk ke dalam tanah. Tapi sebelumnya, petir menyebar ke sekeliling lokasi sambaran terlebih dahulu. Jika saat ini terjadi seseorang melangkah atau bergerak, listrik akan semakin menyebar ke seluruh tubuh," jelasnya.

Ia memperingatkan untuk segera mempersiapkan diri saat melihat petir dari kejauhan.

"Begitu melihat kilat, hitung berapa lama sampai guntur terdengar. Kemudian angka itu dibagi tiga. Dan hasilnya adalah jarak kira-kira petir dalam kilometer ke posisi kita," katanya.

"Jika antara kilat dan guntur kurang dari 10 detik, risiko tersambar petir sangat tinggi," tegasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tersambar Petir Sepermilidetik, Efeknya Seumur Hidup", https://sains.kompas.com/read/2018/06/14/112300723/tersambar-petir-sepermilidetik-efeknya-seumur-hidup.

Editor : Gloria Setyvani Putri

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved