Aktivitas Merapi

Aktivitas Merapi Didominasi Guguran dan Hembusan

Aktivitas vulkanik saat ini didominasi oleh pelepasan gas yang ditunjukkan oleh kegempaan Multiphase (MP) guguran dan hembusan yang cukup tinggi.

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Yudha Kristiawan
Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa memberikan keterangan terkait kondisi Gunung Merapi terkini dihadapan awak media, Kamis (31/5/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Status Gunung Merapi hingga saat ini dinyatakan oleh BPPTKG Yogyakarta masih dalam status Waspada (level II).

Hal ini mengacu beberapa hasil analisis sejak Gunung Merapi melakukan aktivitas signifikan pada tanggal 11 Mei 2018 lalu.

Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santosa dalam sesi jumpa pers pada Kamis (31/5/2018) pagi ini menuturkan, aktivitas vulkanik saat ini didominasi oleh pelepasan gas yang ditunjukkan oleh kegempaan Multiphase (MP) guguran dan hembusan yang cukup tinggi.

Baca: Aktivitas Terkini Gunung Merapi, Terjadi Satu Kali Gempa Guguran dan Satu Gempa Vulkanik Dalam

Multiphase merupakan gempa yang mencerminkan proses pergerakan fluida diantara rekahan batuan pada sumber yang dangkal atau dipermukaan.

Sedangkan, hembusan adalah rekaman gempa yang mencerminkan proses pelepasan gas dan guguran adalah rekaman gempa yang mencerminkan guguran batuan.

"Produksi gas dan aktivitas pelepasan gas ini terus berlangsung. Magma sedang berjalan cenderung menuju ke atas. Hanya saja posisinya di mana kita sedang mencari gejala gejalanya," ujar Budi.

Lanjut Budi, letusan freatik pada 11 Mei 2018 hingga saat ini diikuti aktivitas letusan berikutnya sebanyak 8 kali.

Letusan pada 11 Mei 2018 lalu merupakan letusan pertama sejak letusan pada tanggal 20 April 2014 terjadi.

Baca: Beberapa Hari Tidak Terjadi Erupsi, Aktifitas Vulkanik Merapi Masih Tinggi

Untuk pengukuran deformasi dengan tiltmeter dan GPS menunjukan terjadi deflasi pada periode 21 hingga 24 Mei 2018, sementara saat ini tidak terjadi perubahan yang signifikan.

Sementara bila dilihat dari energi seismik yang digambarkan oleh data RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) secara kumulatif tidak ada peningkatan.

Data pengukuran gas SO2 dengan metode DOAS (Differential Optic Absorption Spectrometry) dari tanggal 21 hingga 30 Mei 2018 relatif tetap sejak letusan terakhir, yakni 90 ton/hari.

Untuk data aktivitas kegempaan yang tercatat paska letusan terakhir 24 Mei 2018 (pukul 10.48 WIB) yakni gempa volcano tektonik (VT) kurang dari 1 kali perhari, hembusan 3 kali perhari, Multiphase 2 kali perhari, Guguran 7 kali perhari dan Tektonik 1 kali.

Volcano Tektonik sendiri adalah rekaman gempa yang mencerminkan proses retakan batuan pada sumber dalam.

Sedangkan tektonik adalah rekaman gempa yang mencerminkan rekahan batuan yang tidak disebabkan oleh proses vulkanis.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved