Family

Perhatikan Kebutuhan Gizi Anak Saat Puasa

Saat anak belajar berpuasa, tentu asupan gizi makanan untuk anak tak boleh diabaikan.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
kompasiana
Ilustrasi 

Ia menambahkan, makanan yang berat untuk dicerna tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada saat membatalkan puasa.

"Setelah puasa, asam lambung jadi tinggi. Makanan yang dicernanya berat akan menambah kerja lambung semakin berat," paparnya.

"Mengonsumsi makanan atau minuman asam juga sebisa mungkin dihindari," imbuhnya.

Untuk itu, mengonsumsi makanan berat dapat dilakukan usai salat magrib atau salat tarawih.

Mengambil jeda sejenak dibutuhkan agar lambung tidak bekerja terlalu keras.

Menu sahur yang dianjurkan, menurut Lily, yakni menu makanan yang banyak mengandung serat.

Berkebalikan dengan menu berbuka, mengonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah saat sahur akan memberikan efek kenyang lebih lama.

"Makanan berserat lebih lama dicerna, jadi untuk anak-anak mereka akan merasa kenyang lebih lama saat puasa," ungkapnya.

Selain itu, saat sahur pun tidak dianjurkan untuk minum minuman diuretik.

"Minuman diuretik ini seperti teh atau kopi yang bikin cepat buang air kecil. Jadi bisa dehidrasi tinggi saat puasa," jelas Lily.

Namun minuman ini tak masalah ketika dikonsumsi saat berbuka puasa.

Untuk memulihkan cairan dalam tubuh usai berpuasa, dapat mengonsumsi minuman yang mengandung isotonik.

"Minuman isotonik yang mengandung elektrolit. Atau air kelapa itu malah lebih bagus," tuturnya.

"Jangan minum soda, apalagi dalam keadaan lambung kosong nanti bisa terjadi iritasi," lanjutnya.

Mengonsumsi cukup air putih juga tak boleh terlewatkan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved