Aktivitas Merapi

Dampak Erupsi Merapi, Puluhan Siswa di Boyolali dan Magelang Terpaksa Diungsikan di Sekolah

Sebanyak 29 siswa tersebut tinggal di Desa Tlogolele dan Stabelan di Boyolali, serta Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Sejumlah siswa SMP Muhammadiyah 2 Sawangan yang tinggal di kawasan rawan bencana III terpaksa diinapkan di asrama sekolah akibat dampak erupsi Gunung Merapi, Kamis (24/5/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Puluhan siswa SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Kabupaten Magelang, terpaksa diinapkan di sekolah karena rumah mereka yang berada di kawasan rawan bencana III terdampak letusan Gunung Merapi.

Sebanyak 29 siswa tersebut tinggal di Desa Tlogolele dan Stabelan di Boyolali, serta Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Ketiga desa tersebut masuk dalam KRB III yang berjarak sangat dekat dengan Gunung Merapi sehingga dampak dari letusan begitu terasa.

Hujan abu cukup tebal mengguyur di ketiga wilayah desa, begitu juga getaran dan suara gemuruh yang dirasakan oleh warga yang tinggal di sana.

Alhasil, para siswa tersebut merasa terganggu, terlebih mereka juga sedang menempuh ujian untuk Penilaian Akhir Tahun (PAT)

"Sebagian dari mereka tinggal di Boyolali, tetapi bersekolah di sini karena jaraknya paling mudah dan dekat. Wilayah tempat mereka tinggal di Tlogolele, Stablean dan Sengi ini masuk KRB III, jadi dampaknya terasa oleh para siswa. Mereka terhambat belajarnya, jadi kami inapkan saja di sekolah," ujar Kepala SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Ahmad Taufik, Kamis (24/5) usai menjemput siswa dari rumah ke sekolah.

Taufik mengatakan, upaya ini diambil atas kesepakatan dengan wali siswa, pihak sekolah pun memutuskan untuk menginapkan para siswa tersebut di asrama sekolah sehingga siswa tak was-was dan berkonsentrasi belajar menghadapi ujian PAT.

"Kami ingin memberikan rasa aman kepada para siswa, sehingga mereka tak terbebani selama PAT, tak waswas, tidak ketakutan, konsentrasi belajar," ujarnya.

Rencananya mereka akan menginap di sekolah hingga pelaksanaan ujian PAT dari Kamis (24/5/2018) ini dan berakhir, pada Kamis (31/5/2018) mendatang.

Kebutuhan mereka juga akan dibutuhi oleh pihak sekolah.

Guru pendamping akan mendampingi mereka selama di sekolah.

"Mereka akan tinggal di sekolah selama seminggu ini. Kebutuhan mereka akan dicukupi sekolah selama mereka tinggal. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait hal ini, sehingga mereka juga dapat diperhatikan," kata Taufik.

Sementara itu, Petugas TRC BPBD Kabupaten Magelang, Irianto mengatakan, pihaknya menjemput 29 siswa sekolah tersebut dari rumah mereka di Tlogolele, Stabelan dan Sengi, dan mengantarkan siswa ke sekolah mereka di SMP Muhammadiyah 2 Sawangan.

"Ada 29 siswa dari 45 siswa yang tinggal di KRB III yang dipindah sementara di sini. Keseluruhan siswa akan kami data, dan akan dibantu logistik selama mereka tinggal disini," kata Irianto. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved