Aktivitas Merapi
Masker N 95-N 100 Direkomendasikan Atasi Materi Abu Vulkanik
Penggunaan masker khusus kategori N 95-N 100 direkomendasikan mencegah materi yang berukuran kurang dari 10 mikron.
TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah meletus, Jumat (11/5/2018).
Akibatnya, abu letusan freatik menyebar ke beberapa wilayah mulai Sleman, Kota Yogya dan sebagian Bantul.
Dikutip Tribunjogja.com dari motorplus.gridoto.com, jika terpaksa keluar dan mengendarai motor, lebih baik gunakan masker yang tepat.
Penggunaan masker khusus kategori N 95-N 100 pun lebih direkomendasikan karena dapat mencegah materi yang berukuran kurang dari 10 mikron.
Tapi ternyata menggunakan masker juga tidak boleh asal pakai begitu saja.
Dikutip dari Kompas.com, menurut dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Budhi Antariksa, penggunaan masker khusus memang lebih direkomendasikan.
Namun kesulitan mendapatkannya menjadi kendala, lebih baik menggunakan masker operasi berwarna hijau atau masker kain biasa.
Baca: Pekik Istighfar Para Pendaki Gunung Merapi ! Astaghfirullahaladzim . . . Berlindung . . Berlindung!

Budhi mengatakan, meskipun tidak mampu menyaring partikel yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron, namun masker atau kain apapun sudah dapat mengurangi partikel abu vulkanik dengan signifikan.
Budhi memaparkan, partikel abu vulkanik berukuran kurang dari 5 mikron, padahal dengan ukuran tersebut, partikel bisa terhirup masuk ke saluran pernapasan bagian bawah, seperti paru-paru.
Partikel abu vulkanik, lanjut dia, berpotensi mengganggu sistem pernapasan karena mengandung kristal silika.
Kristal silika diketahui merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam industri kaca untuk membuat kaca keras.
Jika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, partikel ini berpotensi merusak alveoli, unit pernapasan terkecil dari paru-paru.
"Idealnya, (orang-orang di kawasan yang terkena hujan abu vulkanik) tidak keluar ruangan dulu, tetapi kalau harus keluar, harus gunakan masker," cetus Budhi. (*)