Aktifitas Merapi

Dinding dan Kaca Kamar Hotel Bergetar Hebat, Ida Langsung Lari Menyelamatkan Diri

Dinding dan Kaca Kamar Hotel Bergetar Hebat, Ida Langsung Lari Menyelamatkan Diri

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Ida Kumalasari (39) wisatawan asal Makassar, Sulawesi Selatan, saat bercerita pengalaman merasakan Letusan Freatik Merapi di posko utama BPBD Sleman. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM - Jarum jam baru saja tergelincir pada angka tujuh, pagi itu, ketika Ida Kumalasari (39) warga Makassar, Sulawesi Selatan, hendak keluar kamar dari Villa Bukit Surya, Pakem, Kaliurang.

Tanpa disertai tanda-tanda, tiba-tiba terdengar jelas gemuruh dari lereng Merapi, suaranya keras mencekam.

Beberapa saat kemudian, Ida merasakan setiap sudut dinding dan kaca kamar tempat dia menginap bergetar hebat.

Ia segera keluar kamar dan sempat melihat asap membumbung tinggi dari puncak Merapi. Akhirnya berlari menyelamatkan diri.

"Kejadian sekitar 07.40 WIB, saya baru siap-siap mau latihan. Tiba-tiba terdengar gemuruh, kenceng, seperti suara pesawat sedang latihan. Saya bingung, kok di tempat seperti ini ada pesawat latihan, saya keluar, ternyata Merapi erupsi, saya langsung panik," ujar dia, dengan nafas memburu, ketika bercerita di Posko Utama Kantor BPBD Pakem, Sleman. Jumat (11/5/2018).

Baca: Sejak 2010, Sudah Terjadi Erupsi Freatik Tujuh Kali di Merapi

Ida Kumalasari merupakan satu dari rombongan wisatawan yang tengah mengikuti kejuaraan panahan di Lapangan Skadik 105 Wara TNI AU, komplek wisata Kaliurang, Yogyakarta.

Kejuaraan lomba panahan dengan nama Merapi Championship Archery Tournament ini diikuti oleh hampir 6000 peserta, datang dari seluruh wilayah Indonesia.

Waktu kejadian, ia mengaku di Kaliurang bersama 12 orang yang terdiri dari 9 anak-anak peserta lomba.

Ia bersama anaknya, kala itu, tengah bersiap diri untuk mengikuti latihan. Namun, peristiwa letusan freatik Merapi membuat rencananya gagal, ia bersama anaknya, memilih berlari menyelamatkan diri.

"Dinding kamar goyang. Seluruh hotel bunyi seperti terjadi gempa. Kaca bergetar-getar seperti mau pecah. Semua orang panik," jelasnya.

Ia mengungkapkan, kala itu sudah tak ada lagi yang dipikirkan, kecuali menyelamatkan diri.

"Saya takut, panik. Akhirnya dievakuasi di sini (Posko BPBD Sleman)," ungkap dia.

Bukan hanya Ida. Akibat dari letusan Freatik Merapi, Jumat pagi, membuat ratusan siswa-siswi SMP Negeri 2 Wates, Kulonprogo, terpaksa membatalkan kemahnya.

Kepala SMP N 2 Wates, Turismiyati, mengatakan, saat peristiwa mengerikan itu terjadi, ia bersama bersama 128 siswa dan 14 pembina tengah melaksanakan kemah di bumi perkemahan Senolewah, Umbulharjo, Sleman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved