Internasional
Pakar HI UGM: Indonesia Punya Posisi Tawar dalam Isu Semenanjung Korea
Para Pakar HI UGM menyatakan Indonesia memiliki posisi tawar sebagai perantara terhadap isu yang terjadi di Semenanjung Korea.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Para Pakar HI UGM menyatakan Indonesia memiliki posisi tawar sebagai perantara terhadap isu yang terjadi di Semenanjung Korea.
"Indonesia tetap punya peran walau tidak memiliki kaitan langsung dengan isu yang terjadi," kata Kepala Departemen Ilmu HI UGM Nur Rachmat Yuliantoro, Kamis siang (03/05/2018).
Indonesia memiliki peran lantaran memiliki sejarah hubungan diplomatis dengan Korea Utara dan Korea Selatan.
Selain itu, Rachmat juga menyebut Indonesia memiliki pengalaman panjang sebagai negara penengah dalam berbagai konflik internasional.
Baca: Pakar Departemen HI UGM Diskusikan Pertemuan 2 Pemimpin Korea
"Indonesia dituakan oleh negara-negara ketiga, sehingga negara ini juga memiliki posisi tawar yang cukup baik sebagai negara perantara," jelas Rachmat.
Sementara itu, Pakar Keamanan Internasional dan Denuklirisasi Yunizar Adiputera menyatakan Indonesia juga berperan dalam perjanjian internasional perlucutan senjata nuklir.
"Kita adalah salah satu negara pelopor dibentuknya perjanjian tersebut," ungkap Yunizar.
Walaupun Indonesia tidak berkaitan langsung dengan perseteruan antara dua negara Korea tersebut, dampaknya tetap dirasakan jika perang meledak di antara keduanya.
Baca: Tentara Korea Mulai Cabuti Speaker Raksasa Alat Propaganda
Dampak tersebut, menurut Yunizar, akan dirasakan di semua bidang, terutama ekonomi.
"Bisa jadi kita juga akan menerima arus pengungsi dari Korea apabila perang benar-benar terjadi," ujar Yunizar.
Sementara bagi Indonesia, peran sebagai perantara dalam konflik internasional sudah menjadi bagian dari politik luar negeri Indonesia.
Posisi ini juga demi membangun citra Indonesia di dunia internasional.
"Saat ini diplomasi kemanusiaan juga menjadi prioritas bagi Indonesia," papar Rachmat.(TRIBUNJOGJA.COM)