Kulonprogo

Angka Kunjungan Menurun, Pengelola Kalibiru Justru Senang

Penurunan jumlah pengunjung secara umum dialami objek wisata Kalibiru di Kokap.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
IST
Pengunjung berfoto di obyek wisata Kalibiru berlatar pemandangan kawasan waduk Sermo. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Penurunan jumlah pengunjung secara umum dialami objek wisata Kalibiru di Kokap.

Hal ini disebabkan oleh menjamurnya spot wisata alam di Kulonprogo.

Penurunan angka kunjungan itu bisa terlihat pada masa setelah 2014-2016 ketika Kalibiru tengah menjadi destinasi utama wisatawan untuk menikmati keindahan panorama alam di lereng perbukitan Menoreh.

Jika saat itu kepadatan pengunjung mencapai 2000 orang pada hari libur atau 700 wisatawan di hari biasa, angka kunjungan kini tertahan di kisaran 1000 orang saat hari libur atau akhir pekan dan 500 pengunjung di hari biasa.

"Kalau di 2014-2015 memang hanya ada Kalibiru yanv menawarkan konsep seperti ini. Lalu berkembang wahana wisata lain yang mitip sehingga pengunjung tertarik ke sana," kata pengelola objek wisata Kalibiru, Sumarjono, Selasa (1/5/2018).

Namun demikian, ia menyebut tingkat kunjungan saat ini relatif stabil dan penurunan jumlah wisatawan itu semakin menguntungkan dari sisi bisnis maupun pelayanan wisata.

Baca: Libur Tahun Baru, Kalibiru dan Hutan Mangrove Kulonprogo Dibanjiri Wisatawan

Keramaian pengunjung yang tidak terlalu crowded (padat) justru lebih nyaman bagi wisatawan untuk datang berkunjung karena lebih leluasa sehingga penyerapan belanja wisata juga lebih optimal yang berdampak pada peningkatan pendapatan pedagang.

Dampak positif lain yang terlihat yakni tidak terjadinya lagi antrean panjang kendaraan yang akan masuk ke Kalibiru.

Pada masa-masa puncak kunjungan terdahulu, antrean kendaraan bisa mencapai waktu tunggu 2-3 jam dan hal ini kerap dikeluhkan pengunjung.

Saat ini antrean maksimal hanya satu jam saat akhir pekan.

Demikian juga masa tunggu wisatawan untuk menjajal wahana yang tersedia juga tak selama dulu.

"Kalau terlalu crowded pasti banyak komplain dari pengunjung. Kami tifak mau seperti itu. Kami maunya pengunjung tidak terlalu crowded namun pendaoatan bisa maksimal. Maka itu kami terus menambah jumlah wahana berfoto agar variatif dan menjadi daya tarik sekaligus memecah kepadatan pengunjung," kata Sumarjono.

Baca: Menteri Lingkungan Hidup Kunjungi Kalibiru Kulonprogo

Saat ini, Kalibiru memiliki sekitar 9 wahana berfoto dan akan ditambah lagi beberapa wahana baru dalam waktu dekat.

Di antaranya spot gantole dan kano.

Selain itu, pengelola juga mulai ambil perhatian dalam paket wisata, terutama menyasar kalangan rombongan pelajar dan korporasi meski hanya terbatas waktu sehari saja.

Di dalam paket tersebut mencakup fasilitas pendopo, wisata jip, spot foto, konsumsi, hingga fasilitas angkutan antar jemput (shuttle).

Tingkat repetisi (pengulangan) kunjungan juga mulai jadi tren wisatawan di Kalibiru.

Selain bekerjasama dengan biro perjalanan, getok tular antar pengunjung juga menjadi cara ampuh untuk mendulang wisatawan baru maupun wisatawan repetisi.

Termasuk juga untuk menggaet wisatawan asing.

Baca: Personel Grup Noura Ini Senang Berwisata ke Kalibiru Kulonprogo

"Komposisi pengunjung saat ini 40 persen dari mancanegara seperti Malaysia dan Singapura. Secara umum, repetisi kunjungan ke Kalibiru mencapai 20 persen dan spot berfoto masih jadi andalan utama dan daya tarik bagi pengunjung," kata Sumarjono.

Di sisi lain, bencana alam yang kerap trtjadi di kawasan Menoreh juga turut berpengaruh pada tingkat kunjungan yang menurun.

Hal ini tetjafi pada obyek wisata Nglinggo di Samigaluh setelah rentetan bencana di awal tahun.

Catatan pengelola, angka kunjungan pada Januari hingga Februari 2018 tertahan di kisaran 8.261 wisatawan.

Padahal selama 2017 lalu, angka kunjungan mencapai lebih dari 80 ribu orang.

Ketua Pengelola Desa Wisata Nglinggo, Teguh Kumoro menyebut bencana alam menjadi satu di antara faktor penyebab menurunnya kunjungan.

Baca: Gara-gara Instagram, Icha Terpesona Kalibiru

Wisatawan yang hendak berkunjung ke Nglinggo banyak yang kemudian memutar arah karena pada awal tahun banyak terjadi tanah longsor.

"Jumlah kunjungan di Nglinggo cukup terpengaruh kondisi musim. Kalau kemarau pengunjung bisa membeludak dan bahkan sampai malam hari. Namun saat musim hujan, wisatawan lebih memilih objek wisata lain. Samigaluh termasuk kawasan rawan longsor dan ini beroengaruh ke tingkat kunjungan wisata," jelasnya.

Untuk mengerek angka kunjungan, pihaknya tengah menyiapkan pembangunan gardu pandang setinggi 15 meter.

Gardu pandang dilengkapi fasikitas teropong sebagai daya tarik bagi wisatawan dalam menikmati pemandangan alam dari ketinggian.

Pembangunan fasilitas tersebut didanai bantuan dari Dinas Pariwisata Kulonprogo.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved