Rusia : Negara Manapun Bakal Mendapat Balasan Setimpal Jika Serang Suriah Secara Sepihak
Dewan Keamanan PBB, Senin (9/4/2018) hari ini menggelar sidang darurat di Markas Besar PBB
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, NEW YORK - Dewan Keamanan PBB, Senin (9/4/2018) hari ini menggelar sidang darurat di Markas Besar PBB di New York.
Sidang digelar atas desakan sejumlah negara pro AS sebagai respon atas kabar serangan gas kimia di Douma, Suriah. Rusia siap meladeni manuver politik ini.
Serangan gas klorin disebut terjadi Sabtu (7/4/2018), menewaskan puluhan orang di pusat kota Douma. Informasi ini disebarkan media mainstream barat.
Keterangannya bersumber pengakuan sepihak kelompok militan Jaish al-Islam dan lembaga White Helmets yang merupakan organ Hayat Tahrir al-Sham atau Jabhat Nusra.
Jaish al-Islam yang didukung koalisi Arab baik politik maupun logistik menjadi satu-satunya kelompok pemberontak yang bertahan di Ghouta Timur.
Mereka terkepung pasukan Suriah di Douma. Kabar terbaru, Jaish al-Islam sepakat gencatan senjata dalam proses repatriasi damai dari Douma ke kota Jarablus, dekat perbatasan Suriah-Turki.
Terkait tuduhan serangan gas kimia, Presiden AS Donald Trump dalam twit di akun pribadinya menyebut Presiden Suriah Bashar Assad sebagai binatang.
Trump juga mengatakan Rusia dan Iran harus bertanggungjawab atas kasus ini. Ia mengulangi ancaman serangan besar ke Suriah terkait penggunaan gas kimia.
Pemerintah Damaskus membantah tuduhan penggunaan gas klorin di Douma, yang menurut media Al Jazeera dan media besar di barat menewaskan banyak anak-anak.
Damaskus menyebut narasi ini mengulang apa yang terjadi setahun lalu di Khan Sheykoun. AS mengirimkan serangan rudal jelajah ke pangkalan Al Shairat sebagai respon atas kabar serangan kimia atas penduduk sipil Khan Sheykoun.
Hingga hari ini, tuduhan tersebut tidak terbukti. Malah menurut Damaskus dan militer Rusia, gas kimia dikuasai kelompok pemberontak dan mereka gunakan untuk memfitnah pemerintah Suriah.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam siaran pers yang dikutip Sputniknews pagi ini WIB, menyebut kabar hoaks itu sengaja diproduksi pihak atau negara sponsor kelompok pemberontak di Suriah.
"Hoaks penggunaan klorin atau gas racun terus dibangun. Di saat sama, mereka menggunakan klaim White Helmets yang bahu membahu bersama teroris, sebagai dasar tuduhan," demikian siaran pers Kemenhan Rusia.
Militer Rusia memperingatkan siapa saja dan negara mana saja, akan mendapatkan balasan setimpal jika melakukan serangan sepihak ke Suriah. Apalagi ke lokasi-lokasi yang ada pasukan darat Rusia.
Senator AS John McCain yang radikal mendesak Trump agar menggempur Suriah, dan melenyapkan Bashar Assad dari kursi presiden.
"Presiden tahun lalu melakukan (serangan balasan). Dia seharusnya memerintahkan lagi, sebagai bentuk tindakan kita supaya Assad tahu ia harus membayar kejahatan perangnya," kata McCain dikutip Al Masdar News.(Tribunjogja.com/ Sputniknews/AMN/xna)
