Pameran Dodompleng Anak Celeng Ajak Melek Politik

Permainan tradisional anak anak yang saat memainkannya kerap diiringi dengan nyanyian adalah embrio penciptaan karya perupa Budiyono 'Kampret' ini

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Yudha Kristiawan
Budiyono Kampret menyelesaikan persiapan pameran tunggalnya berjudul Dodompleng Anak Celeng yang akan digelar di Bentara Budaya Yogyakarta dari tanggal 3 hingga 9 April 2018. 

Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan

TRIBUBJOGJA.COM, YOGYA - Permainan tradisional anak anak yang saat memainkannya kerap diiringi dengan nyanyian adalah embrio penciptaan karya perupa berambut gimbal, Budiyono 'Kampret' ini.

Pada pameran tunggalnya yang ke 11 ini, ia mengusung ide besar bertajuk "Dodombleng Anak Celeng."

Ditemui di sela persiapan pameran yang akan digelar malam nanti (3/4/2018) hingga 9 April mendatang, Budiyono menjelaskan, pada pameran kali ini ia menampilkan 8 lukisan dan 5 karya patung.

Soal ide pameran tunggalnya ini, Budiyono merespon ingatan kecilnya saat tinggal di sebuah desa bernama Teluk di Ngawi Jawa Timur yang dekat dengan sungai Bengawan solo, hutan dan gunung Lawu, yakni permainan bernama Dodombleng Anak Celeng yang ia jadikan tajuk pamerannya kali ini.

Baca: Gelar Pameran Tunggal, Heru Dodot Widodo Angkat Tema Menjemput Impian

"Dodombleng anak celeng dolanan semasa kecil saya di sebuah dusun di tepian hutan jati yang subur dengan kualitas kayu nomer wahid. Aliran Bengawan Solo yang bersih, beraneka macam ikan menjadi kesatuan ekosistem yang sempurna, indah dan jadi "panguripan" bagi masyarakat yang tinggal di daerah aliran Bengawan Solo," terang Budiyono.

Bagi Budiyono, kesuburan, secuil tanah surga, menjadikan area pertanian yang berdaulat.

Kehidupan sederhana perdusunan

Menurut Budiyono, asal muasal dolanan “dodombleng anak celeng” juga anonim, tapi baginya permainan ini salah satu yang paling favorit dimainkan saat musim jagung stok pangan berlimpah.

Melalui kearifan lokal, Budiyono hendak memvisualisasikan dan merespon tahun politik seperti halnya permainan bernama Dodombleng Anak Celeng.

Ibarat dipermainan, rakyat adalah ayam yang diberi umpan butir butir jagung, dimanja dengan makanan namun matanya tak bisa melihat sisi lain sehingga mudah dibawa ke ranah politik praktis.

Baca: Dandim 0729/Bantul Tegaskan Jajarannya untuk Tetap Netral dan Tak Terlibat Politik Praktis

Padahal sejatinya rakyat harus diberi keterbukaan informasi dan kebebasan memilih sesuai haknya dan tak seharusnya dibodohi.

Budiyono Kampret menyelesaikan persiapan pameran tunggalnya berjudul Dodompleng Anak Celeng yang akan digelar di Bentara Budaya Yogyakarta dari tanggal 3 hingga 9 April 2018.
Budiyono Kampret menyelesaikan persiapan pameran tunggalnya berjudul Dodompleng Anak Celeng yang akan digelar di Bentara Budaya Yogyakarta dari tanggal 3 hingga 9 April 2018. (TRIBUNJOGJA.COM / Yudha Kristiawan)

Melalui karya dengan teknik drawing bermedia arang kayu pada kanvas hasil eksplorasi tumbuhan di sekitar pekarangan rumahnya ini, Budiyono mengajak masyarakat menyongsong Pemilu dengan arif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved