Mahasiswa UNY Mendapat Kesempatan Mengajar SD di Thailand

Hal yang menarik saat mengajar di sana adalah para siswa tersebut sudah pandai berbahasa Inggris.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
IST
Yuli Arti dan Cesaria Nawang Bintari merupakan dua mahasiswa UNY yang berkesempatan mengajar dan belajar di Thailand 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mahasiswa UNY berkesempatan mengajar di luar negeri.

Seperti yang dialami oleh Yuli Arti dari Jurusan Pendidikan IPA FMIPA saat mengikuti program PPL di Lampang Rajabhat University Thailand.

Ditemui saat Yudisium FMIPA UNY belum lama ini, Yuli menceritakan, ditugaskan mengajar di Aruban Lampang Khelangrat Anusorn School yang setara SD.

Di sekolah yang sebagian besar siswanya dari warga Thailand, Jepang, dan negara lainnya, Yuli ia mengajar IPA dan Bahasa Inggris kelas IV.

Menurutnya, hal yang menarik saat mengajar di sana adalah para siswa tersebut sudah pandai berbahasa Inggris.

Baca: Meski Kehilangan Kepalanya, Seekor Ayam di Thailand Masih Bisa Bertahan Hidup

Hal tersebut karena para orangtua telah mengajari anaknya berbahasa Inggris sejak kecil.

"Selain itu, di sekolah tersebut ada budaya tegas yang diterapkan kepada siswanya, misalnya pihak sekolah tega memberi hukuman kepada siswa SD tersebut kalau tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Tapi baiknya, walaupun yang mengajar mereka adalah mahasiswa PPL, para siswa tersebut tetap menaruh hormat," ungkapnya.

Mengenai pembelajaran, Yuli pun dituntut kreatif.

Pelajaran IPA lantas dikombinasikan dengan kesenian, seperti membuat kerajinan fase-fase bulan pada pelajaran kesenian atau membuat lampion dengan sifat benda gas.

Mahasiswa lain yang juga menempuh pendidikan di Thailand adalah Cesaria Nawang Bintari dari prodi Biologi.

Ia menceritakan pengalamannya ketika mengikuti program transfer kredit di Yala Rajabhat University Thailand bersama lima teman lainnya.

Baca: Setelah Curi Mobil Si Bos, Karyawan di Thailand Ini Tetap Kembali Bekerja Seperti Biasa

Diceritakannya, bahasa bukanlah menjadi halangan selama menempuh pendidikan di sana.

Hal itu lantaran para mahasiswa disana banyak menggunakan bahasa Melayu, karena masih sedikit yang bisa berbahasa Inggris.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved