Buya Syafii Maarif Imbau Seluruh Masyarakat Selalu Jaga Kebhinekaan di Indonesia

Buya Syafii Maarif, meminta kepada semua elemen bangsa untuk menjaga Kebhinnekaan di Indonesia.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Buya Syafii Maarif saat berbincang dengan pihak kepolisian di Komplek TPA Fathurrahman saat meninjau gazebo, sarung dan karpet musala yang terbakar, Rabu (14/3/2018). 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif, meminta kepada semua elemen bangsa untuk menjaga Kebhinnekaan di Indonesia.

Pesan kebangsaan itu disampaikan Buya Syafii seusai meninjau langsung lokasi gazebo, sarung dan karpet yang secara tiba-tiba terbakar di komplek Taman Pendidikan Alquran (TPA) Fathurrahman, Bantul, Rabu (14/03/2018).

"Kita satu bangsa yang sangat Bhinneka. Kita jaga Keberagaman. Hidup bangsa ini bukan cuma hari ini. Bagaimana kita bisa menjaga kebhinnekaan, dengan cara saling menghormati muamalah (golongan) lain," ujar Buya Syafii.

Menurutnya, Bangsa Indonesia adalah rumah bagi semua golongan. Meskipun didominasi oleh umat Islam.

Ia pun sangat menyayangkan peristiwa terbakarnya gazebo, sarung dan karpet di musala Fathurrahman.

"Saya nggak habis pikir yang melakukan ini jaringan yang mana, atau hanya orang iseng. Kalau orang iseng, ini benar-benar keterlaluan," ujar Buya Syafii, usai melihat langsung gazebo di TPA Fathurrahman yang kondisinya hangus terbakar.

Menurutnya, ia sangat yakin pihak kepolisian bisa dengan cepat mengungkap dalang dibalik peristiwa yang menyebabkan gazebo, sarung dan karpet Musala Fathurrahman terbakar.

"Saya yakin polisi bisa mengungkap ini. Jika sudah tertangkap, jangan dibunuh. Kita telusuri biang kerok dan siapa otak dibalik peristiwa ini sampai ke akar-akarnya," terang dia.

Kendati demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak saling menebar kecurigaan dan selalu meningkatkan kewaspadaan.

"Jangan melakukan tafsir spekulatif terkait dugaan kepada kelompok-kelompok tertentu yang melakukan perbuatan itu. Karena hal itu justru akan menimbulkan hubungan yang tidak baik," ujarnya.

Apalagi, dikatakan Buya, saat ini memasuki tahun politik. Tahun dimana banyak orang menjadi tidak normal dan mudah terpancing emosional.

"Pada tahun politik ini, saya minta juga awak media untuk menjaga suasana tetap sejuk dan dingin. Sehingga semua bisa damai," ungkapnya.

Ketika disinggung awak media terkait peristiwa yang menyebabkan gazebo, sarung dan Karpet di Musala Fathurrahman tiba-tiba terbakar, Buya menilai kalau perbuatan itu merupakan tindakan teror.

"Ini jelas teror. Semua tindakan yang bisa memicu kecemasan, ketakutan Kekhawatiran, semua itu teror, walaupun kata teror masih diberdebatkan di PBB sana," terangnya.

"Tapi pada intinya (teror) itu yang bisa menimbulkan perpecahan. Ini teror dengan definisi perbuatan terorisme," imbuh dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved