Kenalkan Kembali Produk Lokal, Festival Minum Jamu Gratiskan Warga Minum Jamu
Mulai dari kencur, kunyit asem, brotowali hingga cabe puyang disajikan oleh masing masing pelapak kepada para pengunjung yang siang itu hadir.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Belasan pelapak jamu yang berada di Plaza Ngasem Yogyakarta dijejali pengunjung.
Pemandangan ini terlihat dalam gelaran Festival Minum Jamu 2018, Sabtu (17/2/2018).
Pengunjung dimanjakan dengan beragam produk jamu lokal yang bisa langsung dicicipi secara gratis.
Mulai dari kencur, kunyit asem, brotowali hingga cabe puyang disajikan oleh masing masing pelapak kepada para pengunjung yang siang itu hadir.
Acara yang satu di antaranya diinisiasi oleh produsen jamu nasional, Sido Muncul dengan menghadirkan artis peran Mikha Tambayong ini memang suskses menyedot antusias masyarakat untuk menikmati dan lebih tahu soal seluk beluk jamu.
Khasiat beragam jamu untuk kesehatan tubuh memang sudah banyak dibuktikan dan peminatnya juga semakin bertambah.
Tak heran bila industri jamu juga semakin dilirik karena dianggap menjadi usaha yang potensial.
Herdiana Dewi Utara, owner CV Dewi Makmur, produsen jamu tradisional ini sudah bertahan hampir sepuluh tahun merintis usahanya.
Menurut Dewi, untuk bisa bertahan di bisnis jamu juga membutuhkan inovasi produk, baik secara kualitas produk hingga kemasan.
Awalnya Dewi hanya memproduksi beberapa jamu saja dengan varian yang terbatas.
Namun kini ia sudah memilki setidaknya dua puluh varian jamu.
Ada dalam bentuk seduh, semacam teh celup, ada yang serbuk.
Antara lain, ada jahe jeruk nipis, kunyit putih jeruk nipis dan jahe merah.
Untuk pasokan bahan baku, menurut Dewi selama ini masih tercukupi dan tak menemui kendala berarti, hanya saja, masalah permodalan masih saja menjadi kendala utama bagi pengusaha dirinya yang ingin mengembangkan produk produknya.
"Untuk pemasaran saat ini paling banyak ke DIY dan Jateng. Kami sudah memasarkan ke seluruh Indonesia. Rata-rata saat ini produksi perbulan antara 5000 hingga 6000 pack," ujar Dewi. (*)
