Dengar Ibunya Menangis, Terpidana Menahan Air Mata Sambil Berkata 'Buuukk!'
Ia mendapati anaknya divonis lima tahun kurungan serta uang 30 juta. Jika tidak dibayar, akan dikenakan hukuman kurungan
Wajahnya pucat ketika nama putra sulungnya dipanggil. Endah sudah sejak pukul 10.50 duduk di dekat pintu masuk Pengadilan Negeri Yogyakarta, Selasa (13/2/2018). Tangisnya pun pecah saat mengetahui anaknya divonis lima tahun kurungan dan uang 30 juta.
IA berdiri ditemani suami dan kakak iparnya, menyambut tangan Jon (19) [Nama Samaran] saat mobil tahanan datang.
"Dia (Jon, putra sulungya, Red) selalu kirim surat. Pokoknya setiap ada kesempatan, dia selalu tulis surat. Sampai numpuk," kata Endah tersenyum kecut.
Dalam suratnya, Jon mengungkapkan kerinduannya pada orangtua dan adik-adiknya. Ia mengatakan bahwa sebentar lagi dirinya akan pulang. Ia juga berpesan supaya keluarganya selalu bersatu.
"Tuhan kirimkan malaikat-malaikat-Mu untuk ayah, ibu, dan adik-adikku. Agar mereka tetap terjaga dalam lindunganMu. Amin," tulis Jon dalam akhir suratnya.
Jon juga menggambar hati besar, di dalamnya ia tuliskan nama orangtua dan adik-adiknya.
Endah berkaca-kaca saat membaca surat sang putra. Bahkan kacamatanya tidak mampu menutupi genangan air matanya.
Nama Jon akhirnya dipanggil setelah menunggu sekian lama. Pukul 13.52 Endah dan keluarganya sudah memasuki ruang persidangan.
Duduk bersama Tono, suaminya, warga Sayidan itu tenang mengikuti jalannya persidangan. Sidang dipimpin oleh Hakim Ketua Cokro Hendro Mukti.
Ia mendapati anaknya divonis lima tahun kurungan serta uang 30 juta. Jika tidak dibayar, akan dikenakan hukuman satu bulan kurungan. Jon terbukti melakukan tindakan kekerasan kepada PU (15).
Sebelumnya jaksa penuntut umum menuntut Jon dakwaan alternatif pasal 76 d ayat 81 dan 76 e pasal 82 tentang kekerasan pada anak. Jaksa menuntut Jon 7 tahun, denda 30 juta, subsider 3 bulan.
Mendengar suara ibunya menangis, Jon menengok sambil menahan tangisnya. "Buuukk, " panggil Jon lirih sambil menahan tangis.
Seketika suasana penuh isak tangis. Endah tak terima anaknya dijatuhi hukuman atas hal yang tidak diperbuat.
"Aku ora salah. Aku ngerti iki gara-gara duit (Aku tidak salah. Aku tahu ini gara-gara uang), " teriak Jon sambil menangis. Ia tak terima atas putusan pengadilan. Suasana pengadilan pun penuh isak tangis. Jon histeris.
Peluk anak