Penyerangan Jemaah Gereja di Sleman
Polisi Datang Cepat, Ini Dia Orang yang Pertama Menelepon Polsek Gamping
Pelaku yang teriak-teriak di sekitar mimbar dilempari warga menggunakan apa saja yang ada di sekitar mereka.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Taktik itu benar-benar bisa mengisolasi pemuda asal Banyuwangi itu tetap berkeliaran di bagian depan ruang ibadah.
Ia terus berteriak-teriak mengancam sembari merusak patung, kitab, mimbar dan apa saja di sekitarnya.
Begitu anggota Polsek Gamping datang, dan juga sudah ada anggota TNI dan warga sekitar, situasi mulai berubah.
Suliono terpancing begitu melihat seorang polisi yang berkaus datang menenteng revolvernya. Ia memburu Aiptu Munir yang sebetulnya baru lepas piket pagi itu.
Tembakan terarah melumpuhkan Suliono. Aiptu Munir kemudian dilarikan ke rumah sakit. Ada empat jahitan di luka sobek di lengan kirinya.
Menurut FX Suharto sebagai orang yang pertama menghubungi Mapolsek Gamping, serangan Suliono membuat banyak warga jemaat masih trauma.
"Istri saya begitu sampai rumah, masuk, dan semua pintu jendela dikunci, tutup rapat. Dia masih gemetaran," tandas pria kelahiran Purwodadi, Grobogan ini.
Malam ini, pukul 21.25, garis polisi yang terpasang di lokasi gereja Bedog akhirnya dilepas petugas Polsek Gamping dan Polres Sleman.
Warga jemaat Gereja St Lidvina mempersiapkan pembersihan. Ceceran darah dan serakan benda-benda masih terlihat di dalam ruangan gereja.(Tribunjogja.com/xna)