Penyerangan Jemaah Gereja di Sleman
Polisi Datang Cepat, Ini Dia Orang yang Pertama Menelepon Polsek Gamping
Pelaku yang teriak-teriak di sekitar mimbar dilempari warga menggunakan apa saja yang ada di sekitar mereka.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Peristiwa mengamuknya Suliono di Gereja Katolik St Lidvina Bedog, Gamping, Sleman, Minggu (11/2/2018) ditangani cepat aparat kepolisian.
Serombongan anggota Polsek Gamping melesat dari markasnya di Jalan Wates Km 10, dan 10 menit kemudian tiba di lokasi kejadian.
Pelaku penyerangan sudah terkepung di dalam gereja oleh jemaat dan warga sekitar. Aiptu Munir segera bertindak.
Tembakan peringatan dilepas pelaku malah memburunya. Tembakan berikutnya diarahkan ke pelaku.
Aiptu Munir terkena sabet pedang di lengan kiri. Suliono tumbang, langsung diringkus warga yang tadi mengepung di dalam gerejam.
Nah, bagaimana aparat Polsek Gamping bisa bergerak cepat, tiba hanya dalam tempo 10 menit sejak peristiwa dilaporkan?
Inspektur Satu (Purn) FX Suharto ini punya kontribusi besar. Dia lah orang yang langsung menelepon Mapolsek Gamping pukul 07.40, sesaat begitu serangan terjadi. Ibadah dimulai sekitar pukul 07.33.
"Saya keluar begitu pelaku masuk gereja sambil menyabetkan pedang ke kiri kanan saat lewat lorong tengah dalam gereja," kata Harto terbata-bata menceritakan drama pagi itu.
"Saya membimbing istri saya keluar, suasana panik, gaduh. Di luar saya cari telepon, dan saya minta bantu anak muda cari nomer Polsek Gamping," akunya malam ini di komplek Gereja St Lidvina Bedog.
"Halo, di Gereja Bedog ada kerusuhan. Minta bantuan kirim personel segera," kata warga Bedog Wetan ini menceritakan percakapan teleponnya dengan petugas piket jaga.

"Oh ya, segera kami kirim personel. Itu jawab petugas di sana. Sekitar sepuluh menitan mereka tiba," lanjut pensiunan Polri yang terakhir dinas di Polresta Yogyakarta.
Sambil menunggu petugas, Suharto yang di jemaat ikut ambil bagian di tim keamanan, meminta jemaat dan warga yang datang mengisolasi pelaku supaya tidak bisa keluar gereja.
"Sengaja kita buat supaya dia tersudut di dalam gereja saja. Biarkan saja dia merusak, yang penting tidak keluar karena korban bisa bertambah," paparnya.
Pelaku yang teriak-teriak di sekitar mimbar dilempari warga menggunakan apa saja yang ada di sekitar mereka.
Kursi, pecahan keramik, batako, bambu dan benda-benda dilemparkan ke arah Suliono.