Tim Ahli Gizi dan Psikolog RSA UGM Akan Bentuk Paguyuban Diabetes Melitus
Talkshow ini sekaligus rangkaian acara menyambut HUT RSA UGM ke-6 yang jatuh pada Bulan Maret mendatang.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke-58 yang jatuh pada 25 Januari lalu, RSA UGM menyelenggarakan talkshow kesehatan, Selasa (30/1/2018).
Talkshow ini sekaligus rangkaian acara menyambut HUT RSA UGM ke-6 yang jatuh pada Bulan Maret mendatang.
Materi yang disampaikan dalam talkshow ini mengenai penganganan Diabetes Melitus.
Ahli Gizi RSA UGM, Yusmiyati S.Gz, RD, menuturkan, pemilihan topik Diabetes Melitus ini karena pihaknya melihat keprihatinan terkait Penyakit Tidak Menular (PTM) salah satunya Diabetes Melitus yang prevalensinya tinggi.
Berdasarkan data Riskesdas 2014, DIY menempati urutan pertama Diabetesi di Indonesia.
"PTM kita belum terkendali, upaya kita harus terus menerus menyelamatkan supaya jangan sampai PTM ini tidak terkendali, minimal bisa dikendalikan," ujarnya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat terbentuk konseling Diabetes Melitus melalui kelas kesehatan sebagai bentuk layanan baru di RSA UGM.
"Harapanya terbentuknya paguyuban Diabetes Melitus dan sisetematika untuk kedepan ada kelas kesehatan Diabetes Melitus dengan kurikulum. Kita ada kurikulum kesehatan, kurikulum terpadu terkait aspek medis, psikologis, gizi," kata Yusmiyati.
Yusmiyati menuturkan, paguyuban Diabetes Melitus ini diinisiasi oleh Tim Ahli Gizi RSA UGM yang bekerja sama dengan Psikolog RSA UGM.
Ia melanjutkan, sejauh ini pembentukan paguyuban Diabetes Melitus masih dalam tahap persiapan.
"Talkshow hari ini untuk edukasi pada pasien, kemudian menggali kebutuhan pasien dengan sistem kelas kesehatan. Setelah itu baru soundingkan ke pemangku kebijakan dan profesi lain terkait," paparnya.
Menurutnya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dengan adanya kelas kesehatan Diabetes Melitus ini hasilnya sangat signifikan untuk bisa menekan angka PTM, khususnya Diabetes Melitus.
"Kita sudah teliti dan hasilnya sangat efisien. Kita akan share ke pasien dan ternyata pasien mendudukng program ini," lanjutnya.
Ia berharap, paguyuban Diabetes Melitus ini segera terbentuk.
"Mudah-mudahan Maret bisa terbentuk, kita akan mengadakan edukasi secara berkelompok," imbuhnya. (*)