Begini Perasaan Quiker Gresik Petrokimia pada Pertandingan Perdana di Proliga
Karena dari permainan perdana itu, kualitas dan potensi sang atlet akan dibidik.
Penulis: app | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM - Bermain di Proliga bisa jadi menjadi dambaan setiap pemain bola voli di Indonesia.
Selain gengsi, kompetisi ini menjadi pembuktian diri sebagai pemain bola voli profesional kelas nasional.
Namun kesuksesan pemain di proliga tak bisa dilepaskan dari penampilannya saat pertama kali berlaga di kompetisi teratas bola voli profesional Indonesia.
Karena dari permainan perdana itu, kualitas dan potensi sang atlet akan dibidik.
Sehingga wajar jika banyak pemain yang merasa grogi di pertandingan perdananya, tak terkecuali quiker Gresik Petrokimia, Debby Cahya Rahmadhani.
Baca: Tim Finalis Bertaruh Gengsi di Laga Perdana Proliga 2018
Siapa yang sangka, pemain bola voli yang saat ini berstatus sebagai anggota TNI AU yang bertugas di Koopsau 1 dengan pangkat Serda ini sampai keringat dingin ketika pertama kali berlaga di Proliga 2013 silam.
Saat itu Debby masih bermain untuk Jakarta Elektrik PLN.
"Pertama kali main di Proliga, aku jadi pemain paling muda. Masuk lapangan rasanya keringat dingin sampai pertandingan selesai, apalagi penontonnya banyak, deg-degan tidak berhenti," katanya ditemui baru-baru ini.
Tapi justru hal ini memacunya untuk terus mengembangkan prestasinya di olahraga ini.
Beruntung pemain setimnya yang lebih senior rajin memberikan masukkan hingga Debby pun bisa terus berkembang.
Baca: Ambisi Juarai Proliga 2018, Tuan Rumah Andalkan Pemain Timnas
Meski sedikit nervous, namun ia tidak merasa minder walaupun bermain dengan pemain yang lebih senior.
Bahkan semakin tertantang untuk bisa bersaing dengan pemain yang lebih dulu menjajaki karir di Proliga.
"Saya justru senang bisa bermain dengan pemain yang sudah punya banyak pengalaman bertanding. Sehingga saya bisa belajar secara langsung dengan mereka, kebetulan mereka juga mau kasih arahan," papar pevoli asal Semarang itu.